"Program ini kita harapkan dapat memvalidasi our net zero strategy yaitu net zero kita tahun 2035 untuk kita harus dapat mengurangi emisi karbon hingga 50 persen di sektor pariwisata dari 8 persen menjadi 4 persen. Dan di 2045 target kita ambisi sekali yaitu sektor pariwisata ini akan net zero," kata Sandiaga.
Di sisi lain, keberadaan mangrove juga menjadi destinasi wisata yang saat ini begitu diminati wisatawan. Karenanya program ini diharapkan juga dapat mendukung hadirnya destinasi-destinasi berbasis ekowisata.
Baca Juga:
Insan Parekraf Siap Hadirkan Pengalaman Wisata Berkualitas Bagi Delegasi World Water Forum 2024
"(Wisata mangrove) Ini banyak permintaannya baik dari regional, dari Eropa, karena mereka bisa merasakan sensasi di tengah-tengah Mangrove itu kualitas oksigennya luar biasa jadi baik untuk kesehatan, bagus untuk lingkungan. Kami di Kemenparekraf juga akan mengembangkan wisata minat khusus ini agar semakin diminati wisatawan," ujar Sandiaga.
Kendaraan Listrik
Kegiatan penanaman mangrove ini sebelumnya diawali dengan konvoi menggunakan 20 motor listrik Gojek. Menparekraf Sandiaga Uno konvoi dari Grand Hyatt Hotel lalu melalui jalan tol hingga tiba di Taman Hutan Raya.
Baca Juga:
Sandiaga Beberkan Keuntungan Berinvestasi di Indonesia dalam AIM Congress 2024 Abu Dhabi
Konvoi motor listrik ini menjadi simbol dan wujud komitmen bersama untuk melakukan transisi energi dalam rangka mengurangi emisi karbon sesuai dengan tema presidensi G20.
Menparekraf Sandiaga mendukung pengembangan dan penggunaan kendaraan listrik di mana Provinsi Bali sebelumnya telah ditetapkan sebagai pilot project penerapan kendaraan listrik berbasis baterai.
"Presiden sudah menunjuk Bali sebagai pilot project. Nusa Dua dalam penyelenggaraan G20 menjadi tahap awal dan akan terus dikembangkan ke berbagai daerah lain di Bali, khususnya di destinasi pariwisata dan sentra ekonomi kreatif," kata Sandiaga.