Forwamki.id | Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas mengajak generasi muda turut menyosialisasikan berbagai kebijakan pemerintah, termasuk program pembangunan berkelanjutan dengan cara, gaya, dan bahasa yang mudah dipahami sesama generasi muda.
Salah satunya berkontribusi dalam program prioritas digitalisasi pasar rakyat Kementerian Perdagangan. Pada 2022, Kementerian Perdagangan menargetkan digitalisasi terhadap 1000 pasar rakyat dan satu juta pedagang atau Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Baca Juga:
Kredit UMKM Tanpa Jaminan dan Bunga di Kukar Jadi Rujukan Daerah
Hal ini disampaikan Zulhas dalam acara Youth Talk dengan tema “Peran Generasi Muda Dalam Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Di Era Digital” yang digelar secara virtual pada Jumat (26/8). Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan The 17thManagement E[x]posed yang diadakan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia.
“Saya dan jajaran di Kementerian Perdagangan siap berkolaborasi dan bersama-sama terjun langsung dalam mewujudkan target digitalisasi pasar rakyat tersebut melalui inovasi serta kreativitas generasi muda Indonesia. Saya berharap program digitalisasi pasar rakyat dan program digitalisasi UMKM juga bisa menjadi bagian dari kurikulum ‘Program Kampus Merdeka’ sehingga sinergi antara pemerintah dan akademisi lebih nyata manfaatnya bagi masyarakat,” ujar Zulhas.
Zulhas menyampaikan, kontribusi ekonomi digital Indonesia saat ini masih relatif kecil terhadap ekonomi nasional, namun tumbuh sangat pesat. Pada 2020, nilai ekonomi digital Indonesia mencapai Rp632 triliun atau 4 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Sedangkan pada 2030 nilai tersebut diproyeksikan meningkat menjadi Rp4.531 triliun dan berkontribusi sebesar 18 persen terhadap PDB nasional.
Baca Juga:
Gawat! Korban PHK di Indonesia Tembus 64 Ribu, 3 Sektor Utama Paling Terdampak
Pada 2021, transaksi ekonomi dan keuangan digital berkembang sangat signifikan seiring dengan meningkatnya preferensi masyarakat dalam berbelanja daring. Pada periode ini nilai transaksi e-commerce Indonesia mencapai Rp401 triliun, tumbuh 50,8 persen dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat sebesar Rp266 triliun.
Sementara, pada 2022, transaksi e-commerce diperkirakan mencapai Rp526 triliun. Selanjutnya, pada 2030, e-commerce business to business dan business to consumer diproyeksikan mencapai Rp 1.908 triliun atau berkontribusi hampir 34 persen terhadap ekonomi digital Indonesia.
“Tingginya proyeksi kontribusi tersebut tentu tidak lepas dari meningkatnya jumlah pengguna internet di Indonesia, terutama dari generasi muda. Hal ini menjadi potensi sekaligus peluang bagi generasi muda untuk berkontribusi lebih besar dalam perdagangan Indonesia sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi dan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan,” terang Mendag.