Konsumen.WahanaNews.co, Jakarta - Asosiasi Eksportir Sayuran dan Buah Indonesia (AESBI) menyatakan bahwa transaksi digital mempersingkat jalur distribusi bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam sektor sayuran dan buah, sehingga lebih cepat mencapai konsumen atau end user.
"Transaksi digital di Indonesia cukup pesat dimana sekarang dari sumber bisa menjualkan hasilnya langsung ke end user," kata Ketua AESBI Sandy Widjaja di Jakarta, Jumat (11/10/2024).
Baca Juga:
Makin Digemari, Volume Transaksi QRIS Bank Muamalat Naik 148% pada Kuartal III-2024
Sandy menuturkan transaksi digital menyebabkan terjadinya pengurangan suplai hingga harga yang lebih tinggi dari sebelum adanya digitalisasi transaksi.
"Untuk pelaku eksportir menjadi pekerjaan ekstra mencari produk-produk yang kompetitif untuk diekspor," ujarnya.
Selain itu, ia mengatakan penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) dalam transaksi digital membantu mempercepat terjadinya sistem pembayaran.
Baca Juga:
Bank Kalsel dan Pemko Banjarmasin Modernisasi Transaksi Pasar Terapung dengan QRIS
"Kita kan barang yang mudah rusak dan perlu banyak perhatian, dengan sistem pengkodean semua barang yang mudah rusak harus mendapat prioritas dan perhatian penuh tanpa harus menyimpan barang yang bisa membusuk karena antrian yang lama atau ditaruh di bawah sinar matahari," ujarnya pula.
Praktisi dan juga Direktur Utama PT Trans Digital Cemerlang (TDC) Indra mengatakan efisiensi dan keuntungan penggunaan QRIS memang dapat dirasakan oleh pengguna.
"Contohnya produk kami, Poskulite yang menyediakan layanan QRIS. Tidak perlu bayar untuk diunduh, gratis, dan fiturnya mudah dipelajari," ujarnya.