Ia mencontohkan fitur Kasirku di Posku Lite yang merupakan fitur utama untuk berjualan. Dengan Fitur Kasirku, pengguna dapat menerima pembayaran secara fleksibel melalui tunai, QRIS, dan transfer bank.
"Jadi, baik pelanggan yang ingin membayar tunai maupun yang lebih suka transaksi digital dapat dilayani dengan mudah," kata Indra.
Baca Juga:
BI Sebut Transaksi QRIS Capai Rp80,88 Triliun di Januari 2025
Indra menyampaikan, saat ini pihaknya sedang mengembangkan Payment Point Online Bank (PPOB) yakni sistem pembayaran secara online dengan memanfaatkan fasilitas perbankan, antara lain untuk pembayaran listrik, BPJS, air PDAM, telepon, pulsa, internet, paket data, asuransi, kartu kredit, dan multi finance.
“Semakin besar manfaatnya, semakin mudah pengunaannya dan gratis, pasti diminati masyarakat. Transaksi digital itu suatu keniscayaan, suka atau tidak, putaran ekonomi Indonesia akan semakin digital,” ujarnya.
Menurut Indra, masih minimnya wawasan dan literasi yang ada, membuat masyarakat, khususnya pelaku usaha masih takut menggunakan aplikasi digital tersebut.
Baca Juga:
Pemkot Kendari Terapkan Sistem Barcode QRIS untuk Optimalkan Penagihan Retribusi Daerah
Untuk itu, pendidikan dan pendampingan konsultasi keuangan kepada UMKM menjadi penting, terutama dalam penyusunan laporan keuangan yang berkualitas.
Diharapkan, perusahaan yang melakukan pendampingan dan konsultasi keuangan digital sudah memiliki ISO 9001:2015 tentang manajemen mutu, ISO 37001:2016 tentang Sistem Manajemen anti Penyuapan, dan ISO 27001:2022 tentang sistem keamanan Informasi.
[Redaktur: Amanda Zubehor]