KONSUMEN.net | Harga minyak goreng di DKI Jakarta kian melonjak. Pemprov DKI Jakarta akan menggelar operasi pasar.
"Ya, jadi memang ada peningkatan angka terkait minyak goreng, sudah didiskusikan, dirapatkan, dengan teman-teman DPRD, salah satu upayanya adalah dilakukan peningkatan pengawasan dan dilakukan operasi pasar," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria di Sunter, Jakarta Utara, seperti dilansir detikcom, Sabtu (8/1/2022).
Baca Juga:
DJP Kalbar Fokus Maksimalkan Penerimaan Pajak Sektor Perkebunan untuk Meningkatkan Pendapatan Negara
Riza tak memerinci kapan operasi pasar tersebut akan dilakukan. Dia menegaskan operasi pasar akan segera dilakukan demi menyelesaikan masalah harga minyak goreng yang mahal itu.
"Segera akan kita lakukan," tegasnya.
Riza menyebut Pemprov DKI membutuhkan kerja sama dari pihak terkait, salah satunya pihak swasta. Dia juga mengatakan masyarakat mempunyai peran penting untuk menyelesaikan masalah ini.
Baca Juga:
Kemendag Rilis Harga Referensi CPO dan Biji Kakao Per November 2024
"Dan tentu kami butuh kerja sama juga dari pihak lain, dari swasta, dari pemerintah pusat, dan yang paling penting dari warga sendiri," ujarnya.
Riza mengimbau agar para pedagang maupun distributor untuk tidak mengambil kesempatan ini dengan meraup keuntungan. Dia berharap semua pihak bisa bersama-sama mengendalikan harga minyak goreng ini untuk segera kembali normal.
"Khususnya bagi distributor, pedagang, agar tidak juga mengambil keuntungan. Kami harapkan di masa seperti ini kita mohon kerja samanya, sehingga sinergi semua pihak untuk membantu agar kebutuhan masyarakat Jakarta, termasuk minyak goreng harganya bisa dikendalikan," katanya.
Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta mencatat peningkatan harga komoditas pangan sejak masa libur Natal dan tahun baru. Komoditas pangan yang mengalami kenaikan harga di antaranya cabai rawit merah, minyak goreng, hingga telur ayam.
"Harga cabai rawit merah di tingkat konsumen Rp 103.152 per kg. Harga minyak goreng Rp 19.500 per kg dan harga telur ayam Rp 30 ribu per kg," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta Suharini Eliawati, Selasa (4/1).
Dia menjelaskan kenaikan harga cabai rawit merah dipicu fenomena alam La Nina yang menyebabkan petani gagal panen. Namun permintaan pasar tetap tinggi. Eli memprediksi puncak kenaikan cabai rawit merah akan berakhir pada Januari 2022. Sedangkan kenaikan harga minyak goreng disebabkan tingginya harga CPO dunia. [JP]