KONSUMEN.net | Kementerian Perdagangan melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Ditjen PEN) menyelenggarakan kegiatan penjajakan kesepakatan bisnis (business matching) untuk produk perikanan dengan pembeli asal Jepang. Kegiatan dilaksanakan secara hibrida di Jakarta, pada Senin (25/7).
Tujuannya untuk mempromosikan produk perikanan, khususnya produk perikanan Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) di pasar Jepang. Kegiatan ini terselenggara atas kerja sama Ditjen PEN dengan Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Utara dan Japan External Trade Organization (JETRO).
Baca Juga:
Kasus Dugaan Korupsi Impor Gula, Kejagung Periksa Eks Stafsus Mendag
Kegiatan diikuti lima perusahaan perikanan asal Sulawesi Utara dan tiga pembeli dari Jepang. Selain itu, acara dihadiri Vice President Director Jetro Indonesia Yusuke Yoshida, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara Edwin Kindangen, perwakilan anggota DPRD Provinsi Sulawesi Utara, serta perwakilan kantor bea dan cukai Sulawesi Utara.
“Melalui momen penting ini, saya ingin mengajak para pelaku bisnis dari kedua pihak untuk bersama-sama menggarap potensi bisnis, mengubahnya menjadi hasil bisnis, serta memanfaatkan akses pasar perikanan yang sudah dimiliki di pasar Jepang,” ujar Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Didi Sumedi saat membuka kegiatan secara resmi.
Menurut Didi, peningkatan akses pasar ekspor tidak lepas dari upaya pemerintah daerah setempat dalam membuka layanan penerbangan kargo khusus yang menghubungkan Bandara Sam Ratulangi dengan Bandara Narita Jepang.
Baca Juga:
Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Kemendag: Pada 2025, Ekspor Perlu Tumbuh 7-10 Persen
Upaya ini tentu mendukung eksportir Provinsi Sulawesi Utara untuk menangkap peluang bisnis dan memperkuat daya saing komoditas ekspor kelautan Provinsi Sulawesi Utara ke Jepang.
Didi berharap, kegiatan business matching dapat menjembatani kontak menjadi sebuah kontrak dan memperluas jejaring antara Indonesia dan Jepang agar tumbuh saling menguntungkan.
“Memang peristiwa ini menjadi momentum bagi pemulihan ekonomi di tengah masa yang penuh tantangan. Khususnya saat perekonomian global dilanda krisis multidimensi pascapandemi. Diharapkan, melalui kegiatan ini hubungan ekonomi, khususnya perdagangan antara Indonesia dan Jepang terus berkembang,” pungkasnya.
Provinsi Sulawesi Utara merupakan salah satu provinsi dengan sumber daya komoditas perikanan yang melimpah. Salah satunya, ikan tuna sebagai komoditas ekspor terbesar dengan kualitas tekstur dan rasa daging yang sangat bagus.
Menurut Data Statistik Indonesia, pada periode Januari-Mei 2022, Jepang merupakan pasar ekspor produk perikanan kedua terbesar dari Provinsi Sulawesi Utara, setelah Amerika Serikat. Pada periode tersebut, nilai ekspor produk perikanan ke Jepang tercatat sebesar USD 10 juta dengan komoditas utama tuna sirip kuning segar atau beku.
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia terkenal sebagai penghasil produk perikanan terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok.
Berdasarkan Statistik Kementerian Kelautan dan Perikanan, pada triwulan I 2022 total produksi perikanan Indonesia tercatat sebesar 5,89 juta ton. Nilai ini terdiri dari produksi perikanan tangkap sebesar 1,90 juta ton dan perikanan budidaya 3,99 juta ton.
Meskipun pandemi Covid-19 mengganggu perdagangan sebagian besar negara di dunia, permintaan produk perikanan Indonesia terus meningkat. Pada 2021, Indonesia tercatat sebagai negara pengekspor produk perikanan ke-13 di dunia dan ke-3 di Asia setelah Tiongkok dan Vietnam.
Pada periode Januari hingga Mei 2022, ekspor hasil perikanan ke dunia menunjukkan kinerja yang positif
dengan nilai USD 1,78 miliar atau tumbuh 17,97 persen dibandingkan periode yang sama 2021.
Sementara pada 2021, ekspor produk perikanan tercatat sebesar USD 4 miliar, tumbuh 6,92 persen dibandingkan 2020 yang tercatat sebesar USD 3,79 miliar.
Adapun negara tujuan utama ekspor produk perikanan Indonesia adalah Amerika Serikat, Tiongkok, dan Jepang.
[JP]