WahanaNews-Konsumen | Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) meluncurkan program Activistpreneur untuk mendukung pemuda menjadi produsen dengan berwirausaha agar tak sebatas menjadi konsumen.
"Kalau konsep wirausaha (entrepreneurship) tidak dikenalkan pada pemuda, dikhawatirkan kita hanya menjadi penonton di negara kita sendiri, dan yang menikmati orang lain," kata Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) KNPI Muhammad Ryano Panjaitan saat ditemui di acara peluncuran Activistpreneur Go-Digital di Roemah Pemoeda, Kramat, Jakarta Pusat, Senin (9/5/23).
Baca Juga:
Harris Bobihoe Ajak Pegawai dan Warga Beli Produk UMKM di Momen Lebaran Idulfitri
Ryano memaparkan, saat ini persentase pengusaha di Indonesia hanya 3.4 persen, bahkan dari kalangan milenial hanya 1,65 persen, sedangkan di negara maju sudah 12-15 persen.
Dia juga menyampaikan, ada dua Visi jangka panjang Activistpreneur. Pertama, meningkatkan persentase entrepreneur di Indonesia, sehingga tidak jadi penonton atau pekerja saja di Negara sendiri. Kedua, mendorong agar aktivis dapat mandiri secara ekonomi, sehingga tidak akan terjebak di politik praktis.
"Teman-teman aktivis luar biasa cerdas, jaringan kuat, idealisme untuk negara tak usah ditanya lagi, tapi masih banyak teman-teman aktivis yang belum mandiri secara ekonomi, akhirnya yang dikhawatirkan kalau belum mandiri bisa terjebak dalam politik praktis, pragmatis, transaksional, untuk itu mereka harus dikenalkan dengan entrepreneurship," tutur Ryano.
Baca Juga:
UMKM Jawa Timur Berhasil Ekspor Perdana Gerabah Inovatif ke Jepang
Dia juga mengatakan, saat ini Indonesia sudah mulai banyak program hilirisasi, artinya memproduksi bahan menjadi barang bernilai jual tinggi, tak hanya sekedar bahan mentah saja yang diekspor.
"Yang daftar (Activistpreneur) sudah banyak, dan sudah jalan beberapa, contoh di NTB, mereka lagi kembangkan wine halal, karena punya program wisata yang bekerja sama dengan Timor Tengah, wine tanpa fermentasi ini akan diekspor kesana," katanya.
Selain itu, Dia juga menyampaikan bahwa pelaku UMKM di Sulawesi Tenggara dan Jabodetabek sudah bergerak memproduksi dan menjual hasil kreativitasnya.