"Di Sultra waktu kesulitan minyak goreng, dikembangkan minyak kelapa untuk digunakan jadi minyak goreng, dan itu memberdayakan masyarakat, di sini (Jabodetabek) sudah ada produk-produk pakaian, sepatu, souvenir, percetakan, bahkan dari teman-teman entertainment sudah bikin production house sendiri," ungkapnya.
Sebagai wadah berhimpun, Activistpreneur sebagai fasilitator akan mendudukkan para investor, regulator, dan intelektual untuk memberikan pengalaman keilmuan mengenai entrepreneur.
Baca Juga:
UMKM Jatim Berhasil Ekspor Perdana Gerabah Inovatif ke Jepang
"Nanti kita akan ajarkan manajemen keuangan, manajemen waktu, ada investor juga yang akan membukakan relasi (link) untuk teman-teman, baik yang sudah punya maupun belum punya usaha, nah bagi yang belum punya ini akan diberi juga dasar-dasar bagaimana membuka bisnis sendiri," ujar Dia.
Ia juga mengatakan, visi Activistpreneur akan diturunkan menjadi tiga program. Pertama, yang diluncurkan hari ini, Activistpreneur Go-Digital, memanfaatkan dunia digital untuk hal-hal positif dan bermanfaat, juga bisa memberi keuntungan bagi pemuda.
Kedua, scale up, yakni menaikkan skala UMKM melalui advokasi dan pendampingan. Ketiga, Inkubator, yakni menginkubasi UMKM dengan memasifkan skala penjualan, dan memberikan pelatihan atau training of trainer (TOT) untuk wilayah Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, dan Papua.[zbr]