WahanaNews-Konsumen | Pembatasan pembelian bahan bakar minyak (BBM) subsidi, jenis Pertalite dan Bio Solar di Garut, Jawa Barat, mulai dikeluhkan konsumen.
Keluhan itu terjadi saat pengemudi truk yang kehabisan BBM hanya mendapat jatah 60 liter per hari, sementara keluhan serupa dari pemotor, yaitu konsumen BBM saat membeli Pertalite di SPBU, hanya mendapat jatah pembelian 5 liter per hari.
Baca Juga:
Tim Resmob Polda Sulut Ungkap Penimbunan Solar Subsidi di Minahasa
Sengkarut sistem bar kode myPertamina peruntukan pembelian BBM subsidi di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), mulai dikeluhkan pengguna kendaraan pribadi, truk dan pemotor.
Jatah pembelian sesuai barkode myPertamina di Garut, mulai dibatasi oleh sistem dari pusat.
Dimana bagi pemotor yang hendak membeli BBM subsidi jenis Pertalite di SPBU di Garut, hanya dilayani 5 liter per hari.
Baca Juga:
Kebakaran SPBU Subulussalam, Diduga Akibat Korsleting pada Mobil saat Pengisian BBM
Sementara untuk mobil pribadi, hanya diberi jatah BBM subsidi jenis Pertalite, pembelian maksimal sebanyak 120 ribu per hari.
Selain jenis Pertalite, BBM jenis Bio Solar pun mulai dibatasi, pembatasan jenis Bio Solar ini dihitung sumbu roda, atau ketentuan jatah sesuai banyak roda kendaraan.
Seperti jenis truk bersumbu roda 4, konsumen hanya bisa membeli BBM Bio Solar maksimal sebanyak 60 liter per hari, sementara untuk truk bersumbu roda 6 hanya diberi jatah pembelian Bio Solar sebanyak 80 liter per hari.
Untuk jenis kendaraan umum Bus, maksimal hanya dilayani pembelian Bio Solar di SPBU di Garut, sebanyak 200 liter per hari.
Memasuki musim mudik lebaran, pembatasan pembelian BBM subsidi ini mulai dikeluhkan masyarakat, alasannya, konsumsi BBM untuk mudik, jauh berbeda dengan konsumsi BBM untuk kebutuhan sehari - hari.
"Ya kalo mudik kan ke kampung halaman, saya pulang ke wilayah Cianjur, nah kalo pake motor ga mungkin cukup 5 liter," kata Engkus, konsumen BBM subsidi jenis Pertalite, Rabu (29/3/2023).
Keluhan serupa dikatakan pengemudi truk jasa angkut barang, ia mengatakan bahwa pembatasan BBM subsidi di SPBU membuat rumit, karena jatah pengisian BBM untuk perjalanan jasa antar barang, tak sesuai dengan jarak tempuh
"Rumit lah, dibatasi, truk saya dapat jatah per hari 80 liter, sehari saya harus keliling dari kota Garut, hingga selatan Garut sampai perbatasan Bandung, ga akan cukup. Jadi siasatnya jasa pengiriman trek atau tujuannya dikurangi," kata Yosef, sopir truk.
Pihak SPBU yang menolak identitasnya disebutkan, mengaku, bahwa pembatasan penjualan BBM subsidi ini atas perintah SBM Pertamina wilayah Garut.
Tujuannya yaitu subsidi tepat sasaran,"ya kita sebetulnya dengan adanya pembatasan penjualan BBM subsidi omzet jadi berkurang, tapi kami harus tunduk kepada Pertamina,"singkat Pengelola SPBU di Garut.[zbr]