“Agar stimulus berjalan efektif, BRI menyiapkan empat syarat. Pertama, harus ada dananya, yaitu memastikan anggarannya tersedia. Kedua, data pihak yang mendapatkan stimulus tersedia. Ketiga, kami akan menyiapkan sistem yang kredibel dan reliabel agar stimulus tersebut tepat sasaran. Dan keempat, adalah komunikasi secara terus menerus kepada masyarakat," kata Sunarso.
Strategi business follows stimulus tersebut terbukti berhasil menyelamatkan UMKM di masa pandemi. Hal tersebut ditunjukkan dari angka restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 di BRI sebesar Rp.133,74 triliun atau telah turun sebesar Rp.115,59 triliun dibandingkan dengan total akumulasi restrukturisasi Covid-19 di BRI yang sebesar Rp.249,33 triliun. BRI optimistis angka restruk Covid-19 akan terus menurun seiring dengan pulihnya aktivitas sosial dan ekonomi.
Baca Juga:
Realisasi Penyaluran KUR Sultra Capai Rp3,27 Triliun per Oktober 2024
Bank terbesar di Indonesia ini terus berkomitmen meningkatkan penetrasi kredit di sector UMKM. Hingga akhir Maret 2022, penyaluran kredit BRI Group tercatat mencapai Rp.1.075,93 triliun atau tumbuh 7,43% year on year (YoY).
Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan penyaluran kredit di industri perbankan nasional sebesar 6,65%. Penyaluran kredit kepada seluruh segmen UMKM tercatat tumbuh positif, dengan penopang utama yakni segmen mikro yang tumbuh 13,55%, segmen konsumer tumbuh 4,56%, dan segmen kecil & menengah tumbuh 3,96%.
Sejalan dengan pemulihan UMKM, kinerja keuangan BRI pada kuartal I-2022 pun turut terdongkrak. Perseroan mampu mencatatkan laba bersih konsolidasian senilai Rp.12,22 triliun atau tumbuh sebesar 78,13% yoy. Sementara untuk asset, pada akhir kuartal I 2022 tercatat Aset BRI mencapai sebesar Rp.1.650,28 triliun atau tumbuh 8,99% yoy. [JP]