Konsumen.net | Perusahaan induk Facebook Meta, menghadapi gugatan sebuah aplikasi bernama Phhhoto dengan tuduhan antimonopoli.
Phhhoto mengatakan perusahaan yang dibesut Mark Zuckerberg itu berpura-pura tertarik untuk bekerja sama. Namun ujungnya hanya meniru fitur-fitur orisinil Phhhoto tanpa izin dan tanpa ada kerja sama antara kedua belah pihak.
Baca Juga:
Iklan Aplikasi AI di Facebook Merebak, Waspada Akun Bisa Dicuri
Fitur apa sih yang jadi masalah? Melansir The Verge, Minggu (7/11/2021), fitur Boomerang di Instagram adalah fitur buatan Phhhoto yang disebut dijiplak tanpa izin di Instagram, salah satu anak usaha Meta.
Fitur Boomerang sendiri dirilis pada tahun 2015. Meta yang kala itu masih bernama Facebook disebut telah memblokir Phhhoto selaku pembuat fitur tersebut. Tindakan ini disebut sebagai monopoli konten oleh Facebook.
"Tindakan Facebook dan Instagram menghancurkan Phhhoto sebagai bisnis yang layak dan merusak prospek investasi perusahaan," kata Phhhoto dalam pengaduan yang diajukan di Pengadilan Distrik AS, Kamis.
Baca Juga:
Pengusaha Air Minum Kemasan ini Jadi Orang Terkaya di China
Phhhoto, yang diluncurkan pada 2014 dan ditutup pada 2017, mengklaim memiliki 3,7 juta pengguna aktif bulanan pada puncaknya. Bahkan selebritas termasuk Beyoncé, Joe Jonas, Chrissy Teigen, dan Bella Hadid adalah pengguna aplikasi tanpa kompensasi, memposting kontennya ke akun mereka.
Phhhoto mengklaim dalam pengaduannya bahwa CEO Facebook Mark Zuckerberg, mantan CEO Instagram Kevin Systrom, dan beberapa karyawan Facebook lainnya mengunduh aplikasi tersebut pada Agustus 2014 dan memeriksa fitur-fiturnya.
Bryan Hurren, yang saat itu menjadi manajer kemitraan strategis di Facebook, disebut sempat menghubungi Phhhoto pada Februari 2015. Bryan memberikan pujian untuk fitur mirip Boomerang yang dimiliki Phhhoto. Fitur itu ditawarkan untuk dimasukkan ke dalam Facebook Messenger.
Phhhoto disebut menolak, tetapi Hurren kemudian menawarkan untuk memasukkan konten Phhhoto ke dalam Umpan Berita pengguna Facebook.
Pada Maret 2015, pengaturan Instagram berubah, sehingga pengguna Phhhoto tidak dapat menemukan teman mereka di Instagram. Phhhoto mengklaim Hurren mengatakan kepada timnya pada saat itu bahwa perusahaan kesal karena pengguna Phhhoto tumbuh melebihi Instagram.
Kemudian, tepat ketika Phhhoto akan meluncurkan versi Android dari aplikasinya pada Oktober 2015, Instagram memperkenalkan Boomerang, yang disebut oleh gugatan sebagai klon dari fitur utama Phhhoto. Pada bulan Maret 2016, Phhhoto menemukan bahwa kontennya diblokir di Instagram.
Perusahaan mengatakan kecurigaannya dikonfirmasi pada tahun 2018, ketika Parlemen Inggris merilis cache dokumen yang sebelumnya disegel sebagai bagian dari penyelidikan terhadap dugaan praktik anti-persaingan dan pengumpulan data Facebook.
"Pengungkapan ini memberikan tautan pertama antara tindakan Facebook sebelumnya terhadap Phhhoto (di sini, memutus akses API) sebagai bagian dari skema eksklusif dengan penekanan algoritmik yang ditemukan pada akhir 2017," menurut gugatan Phhhoto.
Joe Osborne, juru bicara Meta mengatakan gugatan dari Phhhoto ini tidak berdasar. "Kami akan membela diri dengan penuh semangat," katanya. [As]