"Berapapun gejolak harga yang terjadi di pasar, Pemerintah Daerah diharapkan tetap menjaga sesuai harga standar. Misalnya dengan subsidi harga sehingga harga tidak bergejolak," imbuh Mendag Zulkifli Hasan.
Mendag Zulkifli Hasan juga mengungkapkan, Pemerintah akan berkoordinasi dengan pemangku kepentingan terkait agar harga beras dapat terkendali, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Baca Juga:
Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Kemendag: Pada 2025, Ekspor Perlu Tumbuh 7-10 Persen
"Diharapkan operasi pasar dilakukan serempak di seluruh tanah air, terutama di daerah yang mengalami kenaikan signifikan agar harga terkendali," tutupnya.
Sementara Menhub Budi Karya mengungkapkan, Kementerian Perhubungan siap untuk mengirimkan beras dan komoditas lainnya ke berbagai daerah seluruh Indonesia.
Salah satunya melalui tol laut yang relatif fleksibel dan bisa dilakukan setiap saat. Kementerian Perhubungan juga akan berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan daerah untuk memperlancar transportasi.
Baca Juga:
Cumi Beku dan Produk Rumput Laut Indonesia Jadi Primadona di Pameran Boga Bahari Korea Selatan
Kepala Badan Pangan Nasional Arif Prasetyo menambahkan, kenaikan harga beras tidak bisa dihindari. Penyebabnya di antaranya kenaikan biaya tanam dan kenaikan biaya distribusi. Untuk itu, Pemerintah, melalui Bulog akan mendukung pasar dengan menyerap beras sesuai dengan harga yang telah ditentukan Pemerintah.
Arif menyebut, stok Bulog hari ini sekitar 800 ribu ton dan Pemerintah akan menyerap beras hingga 1,2 juta ton. Jadi berapapun yang diminta pasar seperti Cipinang, akan dipenuhi.
Bapanas beserta pemangku kepentingan terkait selalu memperhatikan stok beras dan barang penting lainnya karena inflasi dari volatile food ini yang masih bisa kita kendalikan.