“Indonesia juga sedang fokus dalam memperkuat usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk lebih terintegrasi dalam rantai pasok global. Saya percaya di banyak negara, UMKM menjadi salah satu sektor yang membutuhkan perhatian ekstra. Untuk itu, saya mendorong G20 untuk memberikan rekomendasi dalam meningkatkan sektor ini sehingga menjadi bagian penting dalam rantai pasok,” ujar Menko Airlanga.
Sementara Menteri Bahlil mengungkapkan bahwa rangkaian pertemuan TIIMM diharapkan dapat menghasilkan manfaat bagi pemulihan ekonomi dunia serta merumuskan agenda dan kebijakan tata kelola pembangunan internasional yang lebih kokoh serta mendorong ekonomi digital sebagai motor baru ekonomi.
Baca Juga:
Prabowo Tegaskan Komitmen Indonesia pada Pembangunan Berkelanjutan dan Transisi Energi
"Tugas pertemuan tingkat Menteri G-20 ini tidaklah mudah. Salah satu jalan yang wajib kita tempuh adalah mempererat kerja sama dan bergotong royong mencapai tujuan yang dicita-citakan bersama, yaitu keadilan dan kemakmuran serta tumbuh bersama," imbuh Menteri Bahlil.
Sedangkan Menteri Agus Gumiwang menegaskan kembali peran penting SDGs sebagai pondasi untuk pemulihan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Khususnya, SDG 9 yang mendorong pembangunan infrastruktur yang tangguh, meningkatkan Industri Inklusif dan berkelanjutan, serta mendorong inovasi.
"Saya percaya, perlunya penekanan solidaritas yang merupakan kunci untuk membuka kemungkinan-kemungkinan untuk masa depan yang lebih baik dan lebih adil. Melalui semangat kolaborasi G20, bersama-sama kita dapat mencapai cita-cita untuk Recover Together, Recover Stronger," imbuh Menteri Agus. [JP]