Konsumen.WahanaNews.co, Jakarta - Dalam dunia bisnis, perusahaan yang menjual produk bisa saja menerima pengembalian barang dari pelanggannya. Pengembalian atau retur produk ini dapat disebabkan karena berbagai hal.
Cari tahu kemungkinan penyebab konsumen melakukan pengembalian barang, hingga prosesnya pada uraian berikut.
Baca Juga:
Peningkatan Penjualan Parsel Kota Palangka Raya Jelang Idul Fitri 1445 H
Apa Itu Retur?
Mengutip buku Pengantar Ilmu Akuntansi Keuangan untuk Ekonomi dan Teknik oleh Djahotman Purba dan Novdin M. Sianturi, retur adalah kegiatan pengembalian produk oleh pembeli kepada penjual atau penyedia karena barang tidak memenuhi syarat.
Selain pembeli, pihak penjual atau perusahaan dapat pula melakukan pengembalian produk. Kondisi ini umumnya terjadi pada penjual yang tidak melakukan produksi sendiri sehingga mengambil barang dari pemasok atau penyedianya langsung.
Baca Juga:
Penjualan Listrik PLN Selama 2023 Alami Kenaikan 5,32 Persen Jadi 285,23 TWh
Dari situlah, dikenal ada retur penjualan dan retur pembelian. Apa yang dimaksud keduanya?
1. Pengertian Retur Pembelian
Hery dalam buku Intisari Konsep Dasar Akuntansi menjelaskan retur pembelian (purchase returns) terjadi ketika perusahaan atau penjual mengembalikan produk yang telah dibelinya dari pemasok.
Penyebab retur di sini karena adanya kerusakan atau cacat barang, maupun barang yang diterima tidak sesuai dengan kriteria pesanan.
Dengan terjadinya retur barang maka perusahaan perlu mencatat pengembalian ini di akun retur pembelian dengan mengurangi kuantitas produk yang dibeli. Dan pemasok menggunakan akun retur penjualan dengan menambah kembali produk yang dijualnya.
2. Pengertian Retur Penjualan
Retur penjualan (sales returns) terjadi ketika perusahaan menerima pengembalian produk yang telah dijualnya kepada pelanggan.
Alasan pelanggan melakukan retur juga mirip, akibat adanya kerusakan barang ataupun karena produk yang dikirim tidak sesuai dengan pesanan.
Umumnya, perusahaan menerima retur dari pelanggan guna meningkatkan dan memberikan pelayanan terbaiknya kepada konsumen.
Proses Sistem Retur
Saat terjadi retur baik retur penjualan dan retur pembelian, terdapat sejumlah proses yang membentuk sistem retur tersebut. Berikut penjelasannya yang dikutip dari buku Sistem Informasi Akuntansi & Bisnis oleh Paramita Poddala, dkk.
1. Proses Retur Penjualan
- Pelanggan memeriksa produk yang dibeli. Apabila ada barang yang tak sesuai maka pelanggan akan menyimpan daftar produk yang akan dikembalikan. Pengembalian produk dilakukan dengan tanda terima pembelian.
- Surat jalan (delivery order) dari pelanggan akan diterima dan diperiksa oleh divisi penjualan, dan bagian gudang akan diinformasikan untuk mengecek apakah produk tersebut tersedia atau tidak.
- Divisi gudang akan memeriksa dan memastikan ketersediaan barang dan mengeluarkan batch order jika diperlukan.
- Divisi accounting akan memeriksa batch order dan menyetujuinya untuk melakukan retur penjualan. Lalu, dokumen retur penjualan akan disiapkan dalam rangkap dua: salinan pertama untuk arsip dan salinan kedua untuk pelanggan.
- Divisi accounting kemudian akan mengirim retur penjualan, tanda terima, dan faktur. Tanda terima dan faktur akan dibuat rangkap dua. Salinan pertama tanda terima sebagai arsip dan keduanya diserahkan kepada pelanggan. Adapun salinan pertama faktur untuk pelanggan, dan keduanya sebagai arsip.
2. Proses Retur Pembelian
- Divisi gudang atau pengguna akan memeriksa barang yang dikirim pemasok. Produk yang bagus dapat digunakan, sementara yang rusak bisa dikembalikan ke pemasok.
- Produk yang rusak dikembalikan bersama dengan delivery order, dan pemasok memeriksa ketersediaan barang di gudang mereka. Jika barang tersedia, pemasok akan mengirimkan barang dan dokumen pengiriman ke pengguna.
- Pengguna memeriksa kembali produk dan menerimanya, serta menandatangani dokumen perjalanan (surat jalan).
Nah, itu dia penjelasan mengenai retur penjualan dan retur pembelian serta proses masing-masing retur.
[Redaktur: Amanda Zubehor]