Seperti diketahui, BRI selalu mendapat jatah terbesar penyaluran KUR dengan porsi kurang lebih 70% dari total alokasi KUR secara nasional. Pada 2020, jatah penyaluran KUR BRI mencapai Rp140,2 triliun dengan realisasi Rp138,5 triliun.
Kemudian pada 2021,kuota KUR BRI naik menjadi Rp 195,59 triliun, dengan realisasi penyaluran Rp 194,9 triliun. Adapun untuk tahun ini,kuota KUR mencapai Rp 260 triliun dengan realisasi penyaluran untuk periode Januari-Mei 2022 telah mencapai Rp 104,5 triliun.
Baca Juga:
KUR Penempatan PMI: Solusi Pembiayaan bagi Calon Pekerja Migran Maupun Pekerja Magang Indonesia di Luar Negeri
BRIN melalui hasil risetnya juga menunjukan bahwa KUR kian mendorong produktivitas usaha. Hal ini dibuktikan oleh sebagian besar penerima KUR, yakni 99,37% menggunakan KUR untuk kepentingan usaha produktif. Untuk modal kerja 35,05%; modal kerja dan investasi 18,84%; modal kerja dan konsumtif 19,89%; konsumtif dan investasi 12,04%; serta modal kerja, investasi dan konsumtif 11,58%.
Sunarso menambahkan, perseroan akan terus menstimulus UMKM untuk bangkit dari krisis akibat pandemi.
“Saya ambil filosofinya, tugas negara, tugas pemerintah adalah menciptakan kesejahteraan rakyatnya. Cara terbaik menyejahterakan rakyat adalah dengan memberi pekerjaan. Dari data statistik, ternyata lebih dari 92 persen tenaga kerjadi Indonesia terserap di UMKM. Jadi kalau mau memberikan kesejahteraan melalui penyediaan lapangan kerja/ pekerjaan, memang UMKM-lah yang harus kita sasar,” pungkas Sunarso. [JP]