Konsumen.Net | PT KAI (Persero) mengungkapkan ada lonjakan penumpang kereta api jarak jauh hingga 31,2 persen setelah pemerintah memutuskan untuk melonggarkan aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
"Kalau kereta api jarak jauh itu, kalau kita bandingkan secara week-to-week ya bisa 31,2 persen," kata Vice President Public Relations KAI Joni Martinus kepada wartawan, Senin (18/10/2021).
Baca Juga:
Ini Caranya Pekerja Tanpa Slip Gaji Bisa Beli Rumah Lewat BP Tapera
Sebelumnya, KAI menampung penumpang 42 ribu orang. Sementara, pada pekan lalu, jumlahnya naik secara signifikan hingga 56 ribu orang.
Joni menilai kenaikan jumlah penumpang merupakan sebuah pencapaian yang baik.
Sebab, ia melihat masyarakat semakin giat dalam bepergian dan ini menandakan ekonomi sudah mulai bergerak.
Baca Juga:
Jaya Suprana: Kenapa Tes PCR Tidak Digratiskan?
Momen ini dijadikan sebagai refleksi yang baik bagi perusahaan pelat merah ini karena dalam beberapa waktu ke depan KAI akan mempersiapkan diri untuk masa Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Ia pun berharap ketika Nataru tiba, kasus covid-19 dapat terus landai sehingga seluruh sektor ekonomi dapat berputar.
Berbagai lini bisnis KAI dari kereta jarak jauh hingga kereta commuter terdampak akibat pandemi. Salah satunya ialah kereta bandara.
Walau okupansi penumpang masih sedikit, setidaknya kereta bandara tidak berhenti beroperasi seperti masa pandemi tahun lalu.
"Kereta bandara sebelumnya tidak beroperasi karena pandemi, tapi sekarang sudah mulai beroperasi," ucap Joni.
Walau terjadi kenaikan jumlah penumpang, Joni menilai angka ini masih jauh di bawah normal.
Baginya ini merupakan bagian dari efek pandemi yang tidak hanya berdampak pada kereta api, namun ke seluruh modal transportasi.
"Maka dari itu apakah kereta bandara sepi, iya. Apakah terdampak, sangat terdampak. Bicara soal ini sudah ada kenaikan KA Bandara walau belum signifikan," tandas Joni. [ASS]