Kalangan pedagang pun mengakui bahwa sepinya pasar Glodok sudah sejak pandemi, kala itu satu per satu penyewa kios pergi. Magis pasar ini sebagai toko elektronik pun kian turun, akibatnya pedagang tidak lagi mengandalkan penjualan langsung.
"Kebanyak online kalau jualan, lebih jalan. Ga ngandelin dari sini karena engga tentu, kadang ga ada yang keluar. Kalau sepi ga kejual sama sekali," sebutnya.
Baca Juga:
Geger! Beruang Masuk Mal di Jepang, Pengunjung Dievakuasi dan Hewan Disetrum Mati
Pantauan CNBC Indonesia memang tidak banyak calon pembeli yang datang. Jika dibandingkan dengan ITC Roxy yang mayoritas menjual handphone, maka terlihat pasar Glodok lebih sepi. Kebanyakan orang yang ada di tempat ini justru dari pedagang.
"Yang lewat kebanyakan karyawan sama kuli-kuli, sama orang nyebrang, yang parkirnya di atas belanjanya dimana," kata Agus, karyawan Vero elektronik di lantai dasar pasar Glodok.
Beralih ke mal lain di area Glodok yakni Plaza Orion nampak toko-toko lebih hidup, utamanya di lantai dasar. Namun, hidupnya pasar ini akibat banyaknya pedagang dan karyawan toko, bukan calon pembeli.
Baca Juga:
Wanita di Jaksel Belanjakan Uang Palsu Rp35 Juta di Mal
Bahkan ketika CNBC Indonesia memasuki area Plaza Orion, para pedagang nampak 'lebih agresif' dalam menawarkan dagangannya.
"Cari laptop, speaker atau PS pak,"ujar sekitar 5-6 penjual sekaligus bergantian menawarkan. [tum]