Akhirnya, bersama Otto Sugiri dan Han Arming Hanafia, Marina mendirikan PT DCI Indonesia pada 18 Juli 2011. Perusahaan dibesarkan menjadi operator pusat data Tier IV pertama di Asia Tenggara. Sejak 2016 hingga sekarang, Marina menjabat sebagai presiden komisaris perusahaan.
"Anda tidak akan pernah bosan dengan sektor teknologi. Perubahan menjadi konstan. Inovasi semakin cepat," ujar Marina, dikutip Forbes pada November lalu.
Baca Juga:
Permintaan Tinggi, Sumatera Barat kembali Ekspor Cecak 670 Kg ke Hong Kong
Pada Januari 2021, DCI Indonesia berhasil menggelar penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO) yang disambut oleh pelaku pasar, termasuk Salim Grup yang meningkatkan porsi kepemilikan pada perusahaan dari 3 persen menjadi 11 persen.
Harga saham emiten berkode DCII itu sempat meroket ke Rp59 ribu pada pertengahan tahun lalu. Padahal, awalnya, saham dibanderol Rp525. Hal itu tak lepas dari naiknya pamor ekonomi digital, termasuk e-commerce. Per Kamis (13/1), harga saham DCII tercatat Rp40.700.
Marina sendiri merupakan pemilik saham terbesar ke-2 DCII, setelah Otto Sugiri, dengan porsi 26,27 persen per 30 April 2021. Alhasil, DCII berhasil mengantarkan Marina menjadi satu dari tiga perempuan ke daftar orang terkaya RI versi Forbes 2021.
Baca Juga:
PMN bakal Percepat Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera
Sebagai pendatang baru, Marina langsung menduduki peringkat ke-30 dengan total harta US$1,5 miliar atau sekitar Rp21,45 triliun (asumsi kurs Rp14.300 per dolar AS).
Posisinya di atas Presiden Direktur PT Persada Capital Investasi Arini Saraswaty Subianto yang duduk di peringkat ke-44 (US$975 juta) dan pemilik Tempo Group Kartini Muljadi yang bertengger di peringkat ke-50 (US$695 juta). [tum]