Para bank-bank di Wall Street memprediksi bahwa The Fed akan menaikan suku bunganya setidaknya lima hingga tujuh kali pada tahun ini.
Fed funds futures pada Senin malam telah memperkirakan hanya di bawah lima kenaikan untuk tahun 2022, atau sekitar 121 basis poin (bp). Mereka juga memperkirakan adanya peluang sebesar 17% untuk kenaikan 50 bp di bulan Maret, turun dari setinggi 32% pada Jumat lalu.
Baca Juga:
Permintaan Tinggi, Sumatera Barat kembali Ekspor Cecak 670 Kg ke Hong Kong
"Dominasi dolar sebagian besar telah diperhitungkan karena The Fed sekarang tampaknya siap untuk memberikan kenaikan suku bunga sebanyak 5-7 kali pada tahun ini," kata Edward Moya, senior analyst di OANDA, dalam laporan riset hariannya, dikutip dari Reuters.
Investor juga memantau perilisan data penggajian non-pertanian (non-farm payrolls/NFP) AS yang akan dirilis pada Jumat pekan ini, di mana data ini akan digunakan oleh The Fed untuk menentukan perlu dipercepat atau tidaknya kenaikan suku bunga acuan.
Analis dalam survei Reuters memperkirakan NFP akan mengalami kenaikan sebanyak 153.000 pekerjaan untuk Januari, turun dari 199.000 pada Desember 2021, dengan tingkat pengangguran tetap stabil di 3,9%.
Baca Juga:
PMN bakal Percepat Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera
Di lain sisi pada perdagangan kemarin, sentimen dari Negeri Tirai Bambu yaitu yuan China meroket di level tertinggi terhadap dolar AS dari tiga setengah tahun lalu.
Mengacu kepada Reuters, pemerintah Cina wajarnya akan menjaga stabilitas pasar keuangan selama acara-acara penting berlangsung. Seperti yang diketahui, Cina akan mengadakan Olimpiade Musim Dingin di Beijing dan akan disusul oleh pertemuan parlemen tahunan pada bulan Maret.
Permintaan perusahaan yang besar untuk mata uang yuan pada saat libur Tahun Baru Imlek dapat membantu yuan Cina mencapai titik tertingginya. [tum]