WALINKI ID |Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira Adhinegara memprediksikan selama periode Lebaran 2022 uang berputar di Jabodetabek naik 62,5 persen menjadi Rp 55,6 triliun dari tahun sebelumnya Rp 34,8 triliun.
"Peredaran uang didorong oleh meningkatnya aktivitas belanja di beberapa pusat ritel dan pasar tradisional. Indikator utama di Pasar Tanah Abang kenaikan penjualan pakaian jadi dan aksesoris lebaran naik signifikan," katanya mengutip CNNIndonesia.com, Minggu (1/5).
Baca Juga:
Sri Mulyani Tolak Anggaran Pertahanan Prabowo dengan Alasan Khusus
Ia menyebut kenaikan perputaran uang bisa dilihat dari beberapa indikator. Pertama, toko atau tenant di mal yang sudah mulai membuka operasional pasca pandemi. "Itu tanda positif ekonomi di Jabodetabek mulai bergairah kembali," imbuhnya.
Bhima menilai kelompok kelas menengah yang sebelumnya menahan belanja di mal pada saat momen lebaran akhirnya mulai membelanjakan simpanannya.
Kedua, ia melihat geliat ekonomi dari kewajiban bayar THR di tahun ini. Berdasarkan kajian Ombudsman, THR punya potensi daya ungkit ekonomi sekitar Rp194 triliun secara total, dari karyawan swasta mau pun PNS.
Baca Juga:
Modal Asing Rp 6,82 Triliun Mengalir ke RI dalam Sepekan
"Penarikan uang kartal juga berkorelasi dengan pembayaran THR karyawan yang dibayar secara penuh. Pembelian area rekreasi hiburan di Jakarta ikut mendorong tren wisata selama momentum Lebaran," jelasnya.
Kendati menggeliat, namun Bhima menilai keyakinan belanja masih belum pulih 100 persen seperti 2019.
Hal tersebut bisa dilihat dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Maret 2022. Bhima menyebut IKK atau keyakinan konsumen membelanjakan uangnya belum kembali seperti pra pandemi. Indikatornya terlihat jelang Ramadan, di mana IKK BI per April 2019 tercatat 128,1 sementara IKK BI per Maret 2022 masih berada di 111.