WALINKI.ID | Inflasi Amerika Serikat (AS) yang melonjak 9,1 persen di bulan Juni 2022 dinilai bakal berdampak terhadap sektor ekonomi Indonesia.
Bank Indonesia (BI) diminta sejumlah pihak supaya segera menaikkan suku bunga untuk upaya menangkal dampak inflasi AS.
Baca Juga:
Desa Inovasi untuk Tingkatkan Perekonomian Warga Kabupaten Sigi
Ketua DPP Bidang Ekonomi dan Keuangan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Anis Byarwati, menyampaikan pandangannya terkait kondisi lonjakan inflasi AS tersebut.
“Ya, memang benar tentang kondisi lonjakan inflasi AS pasca terjadinya perang Ukraina dan Rusia. Tingginya inflasi AS tahun ini tentu berdampak ke beberapa negara termasuk ke Indonesia,” kata Anis kepada wartawan, Jumat, 15 Juli 2022.
Menurut dia, inflasi di AS tersebut akan berkaitan dengan kenaikan suku bunga.
Baca Juga:
Pemprov Bengkulu Bantu 13 UMKM dengan Peralatan Usaha untuk Pengembangan Ekonomi
Rencana The Fed menaikan suku bunga untuk menekan inflasi inilah yang bisa memicu kenaikan dollar AS. Kemudian, berdampak terhadap capital outflow, dan kenaikan harga komoditas.
"Yang nantinya akan berdampak pada kenaikan inflasi di negara kita,” tuturnya.
Meski demikian, dia mengatakan, ada sisi keuntungan yang bisa diraih Indonesia lantaran memiliki komoditas seperti batu bara hingga sawit.