WahanaKonsumen.com| Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan kinerja seluruh BUMN jauh lebih baik di Semester I/2021 dibandingkan Semester I/2020. Salah satu indikatornya adalah kenaikan laba bersih Semester I/2021 yang mencapai 356 persen dibandingkan dengan Semester I/2020.
Erick mengatakan, secara keseluruhan kinerja keuangan portofolio seluruh BUMN membaik signifikan di paruh pertama 2021 saat dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga:
Sederet Biskuit Asal Malaysia Diklaim Mengandung Zat Pemicu Kanker
"Kinerja Semester I/2021 meningkat 356 persen dibandingkan Semester I/2020. Bahkan, lebih besar jika dibandingkan dengan kinerja 2020," kata Erick Thohir dalam keterangan resmi, Sabtu (16/10).
Sementara pendapatan BUMN di semester pertama tahun ini disebut meningkat Rp 96,5 triliun, dibandingkan dengan periode yang sama di 2020.
Dalam laporannya, Erick menyampaikan laba bersih di Semester I/2020 sebesar Rp 5,77 triliun. Setelah audit 2020, laba bersih diketahui Rp 13,29 triliun. Pada semester pertama tahun ini, laba bersih jauh lebih tinggi senilai Rp 26,35 triliun.
Baca Juga:
Menteri PDTT: 20 Investor Akan Borong Produk Unggulan Desa di Bali
Dia menyatakan peningkatan penjualan di 2021 terutama ditopang oleh sektor energi, keuangan, dan pertambangan.
"Hal ini selanjutnya mengakibatkan perbaikan signifikan pada kinerja net profit konsolidasi yang meningkat hampir 3,6 kali laba bersih konsolidasi un-audited menjadi Rp 26 triliun," ujarnya.
Namun ia tak memungkiri kemungkinan lockdown Covid-19 di pertengahan tahun ini akan berdampak pada kinerja keseluruhan 2021. Erick menyebut BUMN akan terus mempertahankan kinerja positif sampai akhir tahun 2021.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyinggung Kementerian BUMN yang terlalu sering diberikan Penyertaan Modal Negara (PMN). Jokowi tak ingin proteksi pada perusahaan pelat merah itu terus menerus diberikan.
"Kalau yang lalu BUMN-BUMN kan banyak terlalu keseringan kita proteksi. Sakit tambahi PMN. Sakit, suntik PMN. Maaf, terlalu enak sekali," tuturnya. [ASS]