Sempat Tersandung dan Gagal
Bisnis perdagangan cengkeh yang dijalankan Sudono Salim terus tumbuh baik. Namun suatu kali mengalami hambatan besar. Pada tahun 1942, ketika Indonesia berada dibawah kekuasaan Jepang yang baru saja menduduki Hindia Belanda, hampir seluruh kegiatan masyarakat termasuk berbagai bisnis harus dihentikan. Hal itu berlanjut selama lebih dari 3 tahun hingga Jepang pergi dari tanah Nusantara. Otomatis bisnis Om Liem juga terdampak. Bisnisnya terhambat karena dihentikan oleh pihak Jepang saat itu.
Baca Juga:
Prabowo Disambut Upacara Kenegaraan oleh Presiden Xi Jinping
Setelah Indonesia merdeka, Sudono Salim memutuskan pindah tempat tinggal ke Ibukota, Jakarta. Di Jakarta ia mulai bisnis dari nol kembali. Ia mulai merintis jaringan dan peluang-peluang baru. Salah satu bisnis pertama yang dia garap di Jakarta, ia bekerja sama dengan beberapa perusahaan asal Tiongkok dan Hong Kong untuk menjadi pemasok utama produk kebersihan berupa sabun kepada Tentara Nasional Indonesia. Ia menjadi supplier untuk kebutuhan dinas ketentaraan. Tentu hal ini bisa menjadi pembelajaran yang baik bagi pengusaha. Om Liem yang bukan orang pribumi tapi ia tak takut berurusan dengan birokrasi dan memasok instansi tentara. Dan lihat lah sekarang, banyak pebisnis pribumi yang untuk memasok ke dinas ketentaraan tak bisa karena merasa tak punya akses. Padahal akses itu bisa dibangun, dirintis dan dikreasikan. Dengan modal komunikasi yang baik, harusnya itu bisa dilakukan.
Bisnis mie instan
Bogasari dalam perkembangannya memang tumbuh menjadi korporasi besar, di bidang produksi tepung terigu. Bahkan, setelah itu Om Liem kemudian juga mengembangkan bisnis hilir dari terigu, yakni memproduksi makanan olahan tepung terigu berupa mi instan. Perusahaan tersebut diberi nama Indofood dan produk mie instant itu diberi nama Indomie. Resmi didirikan pada tahun 1990, Indofood langsung menarik perhatian masyarakat dengan produk-produknya.
Baca Juga:
Prabowo Kunjungi Monumen Pahlawan Rakyat di Beijing
Saat pertama kali diluncurkan, Indomie yang merupakan produk unggulan Indofood itu hanya punya dua varian rasa yaitu sari ayam dan sari udang. Namun inovasi dari pilihan rasa Indomie terus dikembangkan hingga saat ini Indomie punya puluhan jenis varian rasa. Beberapa varian sudah tidak diproduksi lagi karena kurang populer, namun yang menjadi buah bibir dan terkenal hingga ke mancanegara salah satunya ada varian rasa Mie Goreng, Ayam Bawang, Kari Ayam.
Kesuksesan Indomie sangat fenomenal. Indomie bahkan sangat terkenal di luar negeri hingga menjadi seperti bahan panganan pokok di salah satu negara Afrika, yakni Nigeria. Indomie sangat populer dan disukai konsumen. Harganya relatif murah, rasa enak, dan memiliki kalori yang cukup sebagai menu makanan pokok. Tak heran, walau banyak perusahaan ingin masuk menggarap bisnis mie instan, namun tak ada yang bisa mengalahkan Indomie. Merek Indomie akhirnya menjadi 10 merek paling disukai dan dikenal masyarakat di Indonesia.
Pelajaran Yang Bisa Diambil