Om Liem pun bisnisnya berkembang pesat dan makin berkembang biak. Saat ia wafat, ada ratusan entitas perusahaan yang dia tinggalkan ke anak cucunya. Bisnisnya tak hanya di Indonesia, namun juga sangat kuat di Philipina dan Hongkong. Ia bukan pengusaha yang hanya hebat di Indonesia, namun juga di banyak negara Asia.
Beberapa pelajaran yang bisa diambil dari sukses Om Liem. Ia sosok mau berjuang untuk merubah nasibnya. Ia pergi ke Indonesia dari Tiongkok menaiki kapal tak bermesin dan sesampai di Jawa bekerja sebagai buruh. Tapi Om Liem juga sadar bahwa harus merubah nasib dengan kerja keras bila ingin punya masa depan yang lebih baik. Makanya, meskipun di awal ia hanya seorang buruh, namun mata dan pendengarannya terus mencari peluang bisnis untuk dikembangkan. Om Liem juga bisa dipelajari dari cara dia mengelola produk. Ia sangat menyadari pentingnya membangun merek. Tak heran bila produk-produknya ngetop di masyarakat.
Baca Juga:
Prabowo Disambut Upacara Kenegaraan oleh Presiden Xi Jinping
Lebih dari itu, Om Liem itu juga pandai memilih orang kepercayaan. Tak banyak yang tahu, Om Liem itu besar dan kaya karena dibantu mitra-mitra bisnis yang menjadi direktur di anak-anak usaha yang ia dirikan. Biasanya Om Liem memodali sebuah bisnis baru dan mitranya diberi saham. Si mitra itu yang kemudian membesarkan bisnis, mengelola operasional, dan melakukan report ke Om Liem. Om Liem mengontrol strategi dan kinerja keuangan.
Banyak yang tak tahu hal ini. Almarhum Om Liem itu tidak membesarkan bisnis sendirian. Namun ia melakukan sinergi dan sharing dengan mitra-mitra bisnisnya yang biasanya ia angkat sebagai CEO atau direktur di perusahaan. Mayoritas saham tetap dikendalikan Om Liem, namun ia memberikan kesempatan ke mitranya dan anaknya untuk punya saham. Strategi win-win inilah yang menjadi salah satu kunci sukses Om Liem hingga menjadi konglomerat terkaya nomor 1 di Indonesia pada era 1980-an. Dan sampai saat ini, Group Salim tetap menjadi konglomerasi top three di Indonesia saat Group Salim dikelola anak dan cucunya. (JP)