Laporan keuangan dari perusahaan-perusahaan AS juga dapat memberikan petunjuk untuk jalur kebijakan Federal Reserve dan lintasan dolar, katanya lagi.
Greenback telah menguat bersamaan dengan kenaikan suku bunga, membuat minyak berdenominasi dolar lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Baca Juga:
Per Maret 2024, Sri Mulyani Sudah Tarik Utang Baru Rp104,7 Triliun
Pedagang bertaruh bahwa Fed akan menaikkan suku bunga pinjaman pada Mei sebesar seperempat persentase poin lagi dan mendorong ekspektasi penurunan suku bunga akhir tahun ini, seperti yang biasanya terjadi dalam perlambatan.
Pasar memperkirakan peluang 78 persen kenaikan suku bunga 25 basis poin pada Mei, dengan pemotongan diperkirakan kurang dari 60 basis poin pada akhir tahun, kata Analis IG Tony Sycamore.
"(Itu) berarti beberapa penarik dukungan untuk permintaan minyak mentah dari ekspektasi penurunan suku bunga Fed mulai memudar," ujarnya pula.[zbr]