Kemarin pada malam hari (12/10/2023), AS telah merilis data Indeks Harga Konsumen (IHK) untuk periode September. Secara bulanan, IHK tersebut naik 0,4% dibandingkan perkiraan ekonom sebesar 0,3% dan bulan sebelumnya 0,6%. Pada basis tahun-ke-tahun di bulan September, CPI naik 3,7% dibandingkan perkiraan 3,6%.
Sementara tekanan suku bunga di AS terus mendapat perhatian serius dunia. Khususnya di pasar tradisional, tekanan ini menyebabkan kerugian yang signifikan di pasar mata uang kripto. Selain itu, konsep suku bunga "lebih tinggi untuk jangka waktu lebih lama" kembali mengemuka di kalangan para ahli, sehingga menimbulkan kekhawatiran di antara banyak investor.
Baca Juga:
Konsumen Kini Lebih Memilih Harga Murah Dibandingkan Merek
Perangkat CME FedWatch juga menilai bahwa kemungkinan kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada 1 November sebesar 13,3%. Sementara sisanya berekspektasi bahwa bank sentral AS (The Fed) masih akan menahan suku bunganya. Hal ini yang semakin aset berisiko termasuk pasar kripto.
Tidak sampai disitu, perusahaan analisis cryptocurrency, Glassnode menyatakan bahwa likuiditas telah menurun di pasar altcoin karena penurunan selera risiko terhadap aset berisiko. Dalam analisis baru-baru ini, perusahaan tersebut menyatakan bahwa metrik altcoin fundamental berada pada level rendah secara siklus, yang menunjukkan kelemahan pasar.
Penyelesaian jaringan, interaksi pertukaran, dan arus modal tetap berada pada tingkat siklus yang rendah, likuiditas aset digital terus berkurang, yang menggarisbawahi ketidakpedulian pasar yang akut saat ini.
Baca Juga:
OJK dan FSS Korea Bahas Pengawasan Lintas Batas dan Kerja Sama Keuangan
Merujuk pada coin-turk.com, Glassnode membandingkan hot supply dengan rata-rata pasokan bitcoin jangka panjang dengan standar deviasi (SD) -0,5. Berdasarkan hal tersebut, Glassnode membuat kerangka kerja yang menyoroti periode likuiditas pasar yang rendah dan berkontraksi ketika hot supply berada di bawah rata-rata level -0,5 SD.
Area yang disorot tersebut menunjukkan bahwa kondisi likuiditas saat ini serupa dengan pasar bearish pada tahun 2014-2015 dan 2018-2019, yang telah berada dalam kondisi ini selama 535 hari.
[Redaktur: Amanda Zubehor]