Gus Halim mengungkapkan banyak manfaat yang bisa diambil dari pemanfaatan teknologi dalam program desa cerdas.
Pertama masyarakat akan mendapatkan pendampingan dalam mengidentifikasi solusi-solusi yang inovatif untuk mengembangkan layanan dasar maupun pengembangan ekonomi lokal.
Baca Juga:
Perebutan Kursi Senayan di Jawa Timur: Pertarungan Sengit Antara Petahana dan Pendatang Baru
Kedua Membuka peluang bagi masyarakat desa untuk dapat berkolaborasi langsung dengan berbagai pihak.
“Manfaat lain dengan program desa cerdas maka akan terbuka akses masyarakat sehingga mendorong terjadinya peluang kesetaraan dan akses antara wilayah perkotaan dan perdesaan,” katanya.
Mantan Ketua DPRD Jawa Timur ini mengatakan ada banyak kegiatan dalam program desa cerdas ini. Di antaranya pelatihan kader-kader digital di level desa, pembangunan jaringan desa cerdas Indonesia, hingga pengembangan ruang komunitas digital.
Baca Juga:
Mendes PDTT Tinjau Desa di Pulau Terluar Aceh Besar
“Diharapkan dengan desa cerdas ini maka akan muncul smart mobility, smart enviroment, smart economy, maupun smart living,” katanya.
Terkait hal tersebut, Kemendes PDTT pada tahun 2022 akan melaksanakan pilot project smart village di tiga Kabupaten Sulawesi Tengah yakni Parigi Moutong, Sigi, dan Banggai.
Di tiga daerah ini akan dilakukan pilot project hingga 20 desa per kabupaten.