Konsumen.WahanaNews.co, Jakarta - PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mengakui bahwa sentimen negatif konsumen akibat situasi geopolitik di Timur Tengah sempat mempengaruhi kinerja perseroan, khususnya dalam penjualan domestik.
Konflik yang terjadi di Timur Tengah disebut berimbas pada penurunan penjualan domestik Unilever Indonesia menjadi minus 5,2 persen pada 2023.
Baca Juga:
Ketegangan Meningkat, 2 Tentara Iran Gugur dalam Serangan Israel
“Kuartal III 2023 cukup baik, kita mulai bulan Oktober juga dengan cukup kuat. November dan Desember 2023 kami terdampak oleh sentimen yang negatif karena situasi geopolitik. Ini berdampak ke penjualan domestik,” kata Presiden Direktur Unilever Indonesia Benjie Yap di Jakarta, Rabu (7/2/2024).
Unilever Indonesia membukukan penjualan bersih sebesar Rp 38,6 triliun di tahun 2023, turun 6,32 persen jika dibandingkan tahun 2022 yang tercatat Rp 41,21 triliun.
Perseroan juga meraup laba bersih sebesar Rp 4,8 triliun sepanjang tahun 2023, turun 10,5 persen secara tahunan (yoy) bila dibandingkan dengan tahun 2022 yang tercatat Rp 5,36 triliun.
Baca Juga:
Usai Serangan Bertubi-tubi Hizbullah, Israel Bombardir Lebanon Selatan
Namun, Benjie menilai di awal tahun 2024 ini, perseroan telah mampu memulihkan keadaan secara perlahan, meskipun ia menyadari bahwa sentimen negatif tersebut masih menjadi tantangan eksternal yang akan berdampak terhadap kinerja bisnis perseroan tahun ini.
Oleh karena itu, Unilever Indonesia berfokus untuk mengatasi tantangan tersebut dengan berbagai upaya.
Upaya pertama, perseroan memulai upaya pemberantasan informasi palsu atau hoaks yang telah beredar di berbagai sosial media. Perseroan terus mengoreksi hioks, serta memastikan bahwa konsumen menerima informasi yang valid.