WALINKI ID | Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif meminta agar Inpex Corporation selaku Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di proyek LNG Abadi Blok Masela bisa menuntaskan produksi pertamanya pada 2027 mendatang.
Hal ini sesuai dengan Plan of Development (PoD) yang disepakati oleh Inpex sebelumnya.
Baca Juga:
Korupsi LNG Pertamina, KPK Tetapkan Dua Tersangka Baru
Arifin pun tetap mendorong agar Inpex tetap berkomitmen agar proyek gas yang masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) ini dapat berproduksi pada 2027 mendatang.
Sekalipun perusahaan asal Jepang tersebut saat ini masih mempunyai tantangan lantaran belum ada pengganti Shell Upstream Overseas Services Limited (Shell) anak usaha dari Royal Dutch Shell di Blok Masela.
"Masalahnya kan Shell mau keluar (dari Blok Masela) tapi sekarang masih belum ada yang menggantikan. Kita push terus supaya ini bisa dieksekusi sesuai POD. Targetnya tetap 2027," ujarnya saat ditemui di gedung Kementerian ESDM, Jumat (13/5/2022).
Baca Juga:
Tindakan Karen Agustiawan Rugikan Negara, Hakim Vonis 9 Tahun Penjara
Untuk diketahui, proyek Gas Raksasa ini sebelumnya dikabarkan akan mengalami kemunduran jadwal produksi. Inpex Corporation melalui Inpex Masela Ltd kabarnya akan meminta produksi Liquified Natural Gas (LNG) Masela mundur dari yang sedianya akan on stream pada 2027 menjadi ke 2030.
Beberapa waktu yang lalu, CEO Inpex Takayuki Ueda menyampaikan bahwa, pihaknya sedang melakukan studi yang komprehensif seperti pengenalan CCUS untuk membuat proyek LNG lebih bersih dan bisa mengurangi biaya lebih lanjut. "Dan mempromosikan proyek sebagai proyek yang kompetitif dan bersih dengan tujuan memulai produksi pada awal 2030-an," ungkap Takayuki seperti dikutip dalam website resmi Inpex.
Deputi Operasi Satuan Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Julius Wiratno mengatakan bahwa saat ini Inpex Masela belum mengajukan usulan penundaan penyelesaian proyek menjadi tahun 2030.