Sebelumnya, Tiko juga membenarkan bahwa Kementerian Perhubungan telah memberikan lampu hijau untuk izin operasi terjadwal.
Setelah itu, saat ini Pelita sedang dalam proses untuk mendapatkan izin sertifikat operator udara (Air Operator Certificate/AOC) dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Baca Juga:
Apple Disindir Samsung Atas Peluncuran Kain Lap Harga Rp 270 ribu
Tiko memperkirakan, penyiapan Pelita dari yang sebelumnya hanya melayani penerbangan sewa atau charter menjadi maskapai berjadwal tentu membutuhkan waktu.
Fokus utama yang tengah dipersiapkan adalah jenis pesawat dan seluruh operasi pendukungnya.
“Paling tidak target kami untuk Pelita [Persiapan] butuh 3 bulan,” ujarnya.
Baca Juga:
Inilah 'Ahli Waris' Dan Aturan 'Bagi Waris' Sesuai Hukum Islam
Sesuai dengan peraturan perundangan, untuk mendapatkan izin usaha dan Sertifikat Operator Pesawat Udara, maskapai harus mengajukan kembali dan memenuhi persyaratan.
Pemohon Izin Usaha Angkutan Udara Niaga Berjadwal dapat berbentuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), ataupun Badan hukum Indonesia yang berbentuk Perseroan Terbatas atau Koperasi, yang akan melakukan kegiatan utamanya mengoperasikan pesawat udara untuk digunakan mengangkut penumpang, kargo, dan/atau pos dengan memungut pembayaran untuk penerbangan dengan jadwal yang teratur.
Setelah memiliki izin usaha, untuk dapat mengoperasikan pesawat udara maka maskapai harus memiliki sertifikat operator pesawat udara (Air Operator Certificate) yang diberikan kepada badan hukum Indonesia yang mengoperasikan pesawat udara sipil untuk angkutan udara niaga yang dapat diberikan setelah lulus pemeriksaan dan pengujian serta pemohon mendemonstrasikan kemampuan pengoperasian pesawat udara. [As]