"Mungkin, tidak bangkrut, bisa jadi mereka pulang kampung karena pimpinan-pimpinannya banyak yang dari luar daerah. Mungkin ada yang ahil profesi dan pulang kampung, ini mungkin sulit bisa diajak berkomunikasi kembali. Setelah Bali ini dibuka,m mudah-mudahan ada peningkatan dan seterusnya, lebih banyak lagi yang muncul karena sudah ada pengumuman Bali dibuka," ujarnya.
Ia menyebutkan, sebelum pandemi Covid-19, perusahaan travel agent di bawah naungan Asita Bali melayani 6,3 juta wisman per tahun. "Kita menerima 6,3 juta wisatawan mancanegara pada saat sebelum pandemi Covid-19. Dan itu yang di handle oleh anggota kami, 70 sampai 80 persen.
Baca Juga:
Sederet Biskuit Asal Malaysia Diklaim Mengandung Zat Pemicu Kanker
Memang mayoritas wisatawan itu di-handle oleh travel atau biro perjalanan wisata anggota kita di Bali. Memang itu pekerjaan kami, karena kami menjual paket-paket wisata, mempromosikan paket-paket wisata kepada tur operator yang ada di luar negeri atau wisatawan," pungkas Ardana. [ASS]