"Pengumuman rencana kenaikan harga BBM terkesan dadakan sehingga menimbulkan kepanikan bagi masyarakat. Di hampir setiap wilayah terjadi antrian panjang warga yang berbondong-bondong untuk mengisi BBM kendaraannya," kata Jove.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengumumkan kenaikan harga BBM mulai berlaku pada Sabtu (3/9/2022) pukul 14.30 WIB. Pada hari yang sama juga sudah diberlakukan kenaikan harga BBM tersebut.
Baca Juga:
680 Liter Pertalite Diamankan, Sat Reskrim Polres Subulussalam Tangkap Seorang Pria Diduga Lakukan Penyalahgunaan BBM
"Pemberitahuan yang tiba-tiba muncul ini merupakan bukti bahwa komunikasi publik pemerintah buruk sekali," tegas Jove.
Menurut dia, kenaikan harga BBM tentu masih dapat diprediksikan pada jauh hari sebelumnya sehingga tidak membuat riuh di tengah masyarakat. Ia menambahkan, perhitungan kenaikan harga BBM yang terperinci pastinya masih punya jeda waktu yang cukup untuk pemerintah menyampaikan kapan kenaikannya terjadi, hari dan waktunya kepastian kenaikan harga BBM tersebut.
Untuk itu, Jove pun menyarankan agar pemerintah memperbaiki tata kelola komunikasi dengan baik, efektif dan informatif. Ia juga mengingatkan komunikasi buruk pemerintah tidak lagi berulang terjadi untuk di kemudian hari.
Baca Juga:
Pertamina Patra Niaga Tindak Tegas SPBU Nakal
"Perlu ditingkatkan komunikasi pemerintah agar betul-betul tidak lagi mengejutkan masyarakat. Biasanya kalau bikin kejutan itu sesuatu yang membahagiakan rakyat kecil, bukan justru jadi menambah beban penderitaan rakyat," tegas Jove.
Hal senada juga disampaikan Ketua Umum Mitra Tani Mandiri (MTM) Ratna Dewati. Menurut dia, keputusan menaikkan harga BBM dalam kondisi ekonomi rakyat yang belum pulih secara normal pasca pandemi Covid-19 saat ini adalah momentum yang kurang tepat.
Meskipun demikian, Anggota Kehormatan Forum Matra itu berharap pemerintah masih punya pilihan kebijakan lainnya dalam menyikapi situasi pilihan sulit antara kesejahteraan rakyat dan kepentingan ekonomi semata.