Ini bermakna bahwa praktik pengumpulan data pihak pertama sangat penting untuk membangun hubungan yang lebih mendalam dengan pelanggan.
Temuan lain menunjukkan adanya sikap skeptis terhadap penggunaan data pihak ketiga dan kemauan umum konsumen untuk berbagi data dengan merek-merek terpercaya dalam keadaan yang tepat.
Baca Juga:
Menko Airlangga Beberkan Keberhasilan Perekonomian Indonesia di Hadapan Para Pemimpin Global dalam Nikkei Forum 2024
Secara regional, 6 orang lebih dari 10 konsumen bersedia berinteraksi dengan merek yang memperoleh data langsung dari mereka.
Sebanyak 89 persen konsumen di Indonesia, angka ini tertinggi di seluruh Kawasan, percaya bahwa melakukan personalisasi interaksi dengan merek akan menambah nilai pada pengalaman pelanggan.
Di Indonesia, 52 persen pelanggan menyatakan tidak keberatan untuk mengungkapkan data-data demografi, sementara 49 persen bersedia membagikan data riwayat pembelian.
Baca Juga:
China dan Rusia Perkuat Hubungan Tetangga dalam 75 Tahun Terakhir
Tingginya tingkat kenyamanan konsumen Indonesia dalam berbagi data dengan sebuah merek ini terkait dengan tingkat kesadaran data yang cukup tinggi di negara ini.
Lebih lanjut, kata dia, situs web resmi dan akun media sosial merupakan dua saluran yang paling banyak digunakan untuk berbagi data pribadi, dimana 82 persen dan 59 persen konsumen bersedia berbagi informasi melalui masing-masing media tersebut.
Konsumen di Indonesia juga bersedia berbagi data pribadi dengan organisasi penyedia layanan finansial dan kesehatan.