Advokat.WahanaNes.co | Protes ayah dua korban Tragedi Kanjuruhan, Malang, yang menyebut hasil autopsi anak-anaknya sudah dimanipulasi, ditanggapi Polda Jawa Timur.
Kabid Dokkes Polda Jawa Timur, Kombes Erwinn Zainul Hakim mengatakan autopsi yang dijalankan oleh Perhimpunan Dokter Forensik (PDFI) Jawa Timur sudah independen.
Baca Juga:
Tidak Ada Zat Gas Air Mata, Hasil Autopsi Korban Kanjuruhan Diduga Manipulatif
"Setahu kami telah dilaksanakan secara independen oleh tim gabungan Forensik PDFI Jatim," kata Erwin mlansir CNNIndonesia.com, Kamis (1/12).
Erwin menyebut PDFI Jatim juga melibatkan dua guru besar Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, sebagai penasihat. Pemeriksaan sampelnya bahkan menggunakan peralatan laboratorium nasional yang kredibel.
"Menggunakan laboratorium nasional yang kredibel, serta melibatkan guru besar bidang forensik Unair dua orang," katanya.
Baca Juga:
Autopsi Korban Kanjuruhan: Tidak Terdapat Kandungan Zat Gas Air Mata
"Dan saat autopsi melibatkan semua unsur independen lainnya untuk mengawasi, mulai TGIPF, Komnas HAM, LPSK, kejaksaan, tim TATAK PERADI, dan lain-lain," tambahnya.
Sementara soal detail hasil autopsi, Erwinn tak bisa banyak berkomentar lantaran yang melaksanakan dan bertanggungjawab atas autopsi Korban Kanjuruhan adalah PDFI jatim.
"Saya tidak berkompeten untuk mengomentari hal ini. Tentunya segala proses pemeriksaan dan autopsi akan disajikan di persidangan, sehingga nanti hakim akan menilai semua proses-proses yg sudah dilakukan," ujarnya.
Keluarga dua korban tragedi Kanjuruhan mengaku kecewa dengan hasil autopsi tim Perhimpunan Dokter Perhimpunan Dokter Forensik (PDFI) Jatim. Day (41), ayah kedua korban mengatakan tim PDFI Jatim tidak transparan.
"Saya sangat sakit hati, ini tidak transparan, mereka janji di depan makam dan mengingkarinya," kata Day kepada CNNIndonesia.com, Rabu (30/11).
Kuasa hukum keluarga, Imam Hidayat pun menduga hasil autopsi tim PDFI Jatim yang menyatakan tak menemukan residu gas air mata telah dimanipulasi.
Menurut Imam, sejumlah temuan PDFI tak sesuai dengan kondisi jenazah.
"Dari berbagai [kejanggalan hasil autopsi] hal itu, kami menduga ada manipulasi hasil autopsi," ujar Imam. [tum]