Advokat.WahanaNews.co | Dini Purwono, Staf Khusus (Stafsus) Presiden Joko Widodo (Jokowi) merespons somasi Aremania terkait Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 125 orang pada akhir pekan lalu.
Dalam somasi itu Aremania menginginkan Jokowi meminta maaf atas insiden horor di Stadion Kanjuruhan usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya di Liga 1.
Baca Juga:
Abaikan Somasi, Reza Artamevia Dituduh Gelapkan Uang Rp18,5 Miliar dalam Bisnis Berlian
Permintaan itu tertuang dalam poin pertama dari sembilan poin tuntutan Aremania pada surat somasi tersebut.
"Mendesak Presiden Republik Indonesia, Menpora Republik Indonesia, Kapolri, Panglima TNI, DPR RI, Ketua PSSI, Direktur PT. LIB, Manajemen Arema FC, dan Panitia pelaksana pertandingan, untuk meminta maaf secara terbuka melalui media nasional dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga) hari setelah somasi terbuka ini disampaikan," tulis Aremania dalam somasinya.
Meski demikian Dini Purwono mengatakan masih menunggu surat somasi terkait untuk dibaca dan dipelajari. Menurut Dini presiden sudah menyampaikan duka cita yang mendalam atas tragedi sepak bola di Kanjuruhan.
Baca Juga:
PGRI Angkat Bicara soal Bupati Vs Supriyani: Preseden Buruk Pemerintah Somasi Rakyat
"Presiden juga sudah memberikan arahan jelas kepada jajarannya untuk melakukan langkah-langkah mitigasi, evaluasi dan perbaikan prosedur," kata Dini kepada CNNIndonesia.
"Presiden telah memerintahkan kepada Menpora, Kapolri dan Ketua Umum PSSI untuk melakukan evaluasi menyeluruh atas prosedur pelaksanaan dan pengamanan pertandingan sepak bola," ucap Dini menambahkan.
Lebih dari itu, kata Dini, Presiden Jokowi juga secara khusus meminta Kapolri Listyo Sigit melakukan investigasi dan mengusut tuntas kasus Tragedi Kanjuruhan ini.
"Saya rasa langkah-langkah yang telah diambil Presiden dalam hal ini jauh lebih konkret dan bermakna dibanding sekadar menyampaikan permintaan maaf. Dan karenanya langkah yang telah diambil Presiden dalam hal ini patut kita apresiasi alih-alih diberikan somasi," tutur Dini.
"Mengingat proses investigasi juga masih berjalan, somasi yang kabarnya dilayangkan kepada Presiden ini sebenarnya prematur," kata Dini melanjutkan.
Dini juga mempertanyakan kembali dasar dari somasi Aremania ini. Apakah Aremania sudah melakukan investigasi secara komprehensif dan memiliki bukti-bukti yang cukup sebagai dasar gugatan.
"Apabila belum, mari kita bersama sama menunggu dan mengawal proses investigasi yang sedang dilakukan pemerintah. Dari hasil investigasi tersebut nanti akan dapat diputuskan tindak lanjut yang sesuai dengan permasalahan dan fakta-fakta yang ditemukan," kata Dini.
"Jadi jangan langsung lompat kepada kesimpulan yang tidak kuat dasar argumen dan pembuktiannya. Kita semua turut berduka dan sangat menyayangkan tragedi Kanjuruhan, Malang," ucap Dini menambahkan.
Stafsus Presiden Jokowi ini berharap pertandingan sepak bola di Indonesia bisa berlangsung dengan sportif dan tragedi sepak bola seperti itu tidak akan pernah terjadi lagi di kemudian hari.
"Dan harapan itu hanya akan dapat terjadi dengan dukungan dan partisipasi dari semua pihak, terutama dari para pemain dan supporter," ujar Dini.
"Dalam situasi berduka dan atas kejadian sangat amat kita sesali ini, mari semua pihak bersama-sama melakukan evaluasi dan perbaikan ke depan. Saling menyerang dan menuduh tidak ada gunanya dalam situasi ini, yang ada hanya akan memperkeruh situasi yang ada alih-alih memberikan solusi dan mitigasi konkret." [tum]