Wahanaadvokat.com | Akademisi Rocky Gerung mengaku tidak setuju terhadap Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Meski demikian, ia mengaku tidak anti terhadap orang yang pro ISIS.
Rocky mengaku mempelajari perbandingan antar negara dan ia tidak menemukan alasan untuk menyetujui ISIS.
Baca Juga:
Cinta Segitiga dan Desakan Nikah Jadi Motif Prajurit Bunuh Jurnalis Banjarbaru
Hal ini ia ungkap saat dihadirkan sebagai ahli Filsafat Hukum dalam sidang kasus dugaan tindak terorisme Munarman.
"Saya bilang saya tidak setuju dengan ISIS, bukan saya anggap saya enggak setuju dengan orang yang pro ISIS, lain. Saya bisa kasih argumentasi sendiri terhadap argumen saya," kata Rocky di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Rabu (2/3/2022) melansir dari CNN Indonesia.
Dalam studinya, Rocky menemukan bahwa dalam ISIS terdapat hierarki. Hal ini bertentangan dengan demokrasi yang tidak membolehkan adanya hierarki.
Baca Juga:
Klaim Asuransi Tak Cair, Keluarga Sitepu Gugat Bank dan Asuransi hingga Rp22 Miliar Via PN Binjai
Selain itu, kata Rocky, ISIS juga memiliki kecenderungan budaya yang intoleran dan melakukan kekerasan. Sementara, kekerasan tidak diizinkan. Hal ini membuat Rocky tidak memberikan apresiasi akademis terhadap ISIS.
"Apalagi itu kulturnya juga tidak toleran bahkan terhadap sesamanya, jadi semua itu membatalkan saya untuk mengapresiasi secara akademisi," ujar Rocky.
Meski demikian, kata Rocky, ia tidak bisa melarang orang lain menyetujui ISIS. Sebab, setiap orang memiliki pengalaman batin dan tipe ideal masing-masing. Rocky juga mengaku model berpikirnya terkait ISIS mungkin tidak bisa digunakan orang lain.