Advokat.WahanaNews.co | Pengamat Kepolisian Alfons Loemau mengungkap kasus kematian Brigadir J memiliki tarik menarik yang sangat kental di kalangan pejabat Polri.
Kasus tewasnya Brigadir J yang menjerat banyak pejabat Polri, oleh beberapa pihak dikaitkan dengan kesempatan Kapolri untuk melakukan bersih-bersih.
Baca Juga:
Putri Candrawathi Mulai Diperiksa Bareskrim Polri
Selain posisi Irjen Ferdy Sambo sebagai Kadiv Propam, yang merupakan posisi krusial di Polri, ia juga menjabat sebagai Ketua Satgassus.
Alfons Loemau mengatakan bahwa Satgasus ikut mengintervensi berbagai kasus di berbagai Polda. Karena intervensi ini merupakan lingkup tugas mereka.
"Intervensi ini kan ada apa-apanya dong, masak sih lu kerja bakti. Buntut dari intervensi itu ada 86-86-nya. Berarti ada sebuah kemakmuran kecil, kerajaan kecil terbangun," kata Alfons.
Baca Juga:
Ferdy Sambo Kehilangan Hak Mundur dari Polri, Ini Aturannya
Alfons juga menjelaskan lingkup kerja Satgassus yang bermacam-macam. Ada money loundering atau pencucian uang, tindak pidana sampai narkotika.
"Satgassus ini memiliki semua itu," kata Alfons.
"Siapa yang bisa menjamin Satgassus ini suci hama," kata Alfons pengumpamakan.
Ia juga mengumpamakan para anggota Satgassus dengan 'sambil menyelam minum kopi'.
"Sehingga terkumpullah kejahatan kecil-kecil yang lama-lama menjadi besar," kata Alfons.
Alfons menjelaskan besarnya kekuasaan Satgassus dalam beberapa tugas.
Sehingga dikatakannya Satgassus mengambil alih tugas semua divisi di Kepolisian.
"Irwas punya fungsi dia kerjakan, reserse punya fungsi diambil alih, Cyber punya fungsi dia bikin, narkotika punya. Jadi sebenarnya fungsi ini yang membuat jengkel mereka juga," kata Alfons lagi.
Sehingga Alfons mengumpamakan Satgassus bagai raja.
"Ada korupsi di sana, ada kenikmatan duniawi di sana," ungkapnya.
Alfons berharap Kapolri tak banyak jargon-jargon saja seperti Presisi, Promotor dan sebagainya.
Ia juga berharap Kapolri membubarkan timsus-timsus ini. Cukup dengan membuka satu nomor yang setiap hari dibaca.
Kapolri diharapkan memiliki staf untuk membaca apa pesan masyarakat, dan menjamin laporan keamanan laporan masyarakat. Jangan dibilang fitnah atau mencemarkan nama baik.
"Kalau dari Bapak Kapolri buka satu desk khusus dan dia punya staf, baru nanti dari laporan masyarakat dibagi ke divisi-divisinya. Ini baru kerja Satgassus," pungkasnya. [tum]