WahanaAdvokat.com | Menjelang kumandang adzan magrib, laju mobil dobel kabin DA-8279-ZJ terhenti ketika puluhan orang mengepung mobil operasional PT Anzawara Satria itu di Jalan Desa Bunati, Kecamatan Angsana, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, pada Jumat pekan lalu.
Ada delapan orang di mobil ini.
Mereka hendak ke Mapolsek Angsana melaporkan temuan dua alat berat di lokasi IUP Anzawara.
Baca Juga:
Ferdian Bacok Pamannya Hingga Tewas Di Simalungun
Saat itu, Anzawara hendak menempatkan enam orang tim pengamanan di lahan sengketa yang telah terpasang garis polisi.
Di tengah jalan akses masuk, Jurkani yang merupakan kuasa hukum Anzawara mendapati beberapa orang asing dan dua alat berat di lahan konsesi Izin Usaha Pertambangan Anzawara Satria.
Sempat adu mulut, Jurkani menawarkan penyelesaian di Mapolsek Angsana.
Baca Juga:
Pria Paruh Baya Tewas Jadi Korban Salah Sasaran Tawuran di Cilincing
Di tengah perjalanan, mobil Anzawara berpapasan dengan Fortuner hitam dari arah berlawanan.
Mobil pelaku coba menghadang laju mobil Anzawara.
Empat orang keluar dari Fortuner, lalu mendekati mobil Anzawara.
Adapun enam orang tim pengamanan Anzawara turun dari mobil mendatangi kelompok pencegat.
Jurkani dan sopir masih di dalam mobil sambil mengontak koleganya di Anzawara.
Sesaat kemudian, mobil Fortuner hitam kemudian putar haluan berada di depan mobil Jurkani.
Mobil pelaku kembali berhenti, yang diikuti mobil Anzawara.
Dalam waktu singkat, dua puluhan orang mengepung delapan orang dari Anzawara.
Beberapa orang merangsek mendekati mobil korban, lalu merusak kaca belakang dengan batu.
Dalam kondisi pintu mobil tertutup, sebilah parang dari luar menghunjam ke tubuh Jurkani yang duduk di kursi belakang.
“Beliau dikeroyok. Mobil pintu ditutup, kaca ditutup, dipecahkan oleh seseorang yang tidak dikenali dengan batu,” kata keluarga korban, menceritakan ulang kejadian kepada wartawan, Senin (25/10/2021).
Pelaku mengayunkan parang lewat celah kaca mobil yang sudah pecah.
“Jadi posisi beliau (Jurkani) dikeroyok senjata tajam di dalam, orangnya (pelaku) di luar. Itu saja yang saya tahu, yang beliau sempat cerita. Beliau cerita sampai situ saja, setelahnya beliau enggak sadarkan diri lagi,” lanjut keluarga korban.
Akibat kejadian itu, pensiunan polisi ini masih dalam perawatan intensif di Rumah Sakit Ciputra, Kota Banjarmasin.
Korban menderita luka bacok serius di tangan kanan, pergelangan tangan, kanan, tangan kiri, dan kaki kanan.
Empat hari dirawat, Jurkani belum bisa dioperasi karena alasan kesehatan.
“Masih ada gejala penyakit bawaan yang harus ditangani, dalam keadaan belum stabil. Beliau ada riwayat penyakit jantung. Berisiko tinggi kalau dioperasi. Kalau memang stabil, kemungkinan hari ini (operasi). Kalau belum stabil, ditunda besok,” ucapnya.
Keluarga berharap kepolisian mengusut tuntas dan transparan atas tindak kekerasan terhadap kuasa hukum PT Anzawara Satria itu.
“Jangan ada yang ditutup-tutupilah,” katanya.
Saksi lain dari internal PT Anzawara membenarkan upaya pembacokan terhadap Jurkani.
Korban dan enam orang tenaga pengamanan dicegat dua mobil dengan puluhan orang di lokasi kejadian pukul 17.30 Wita.
Saat itu, korban menuju ke Mapolsek Angsana, setelah mendapati dua unit alat berat hendak ke lokasi tambang ilegal yang terpasang garis polisi pukul 16.30 Wita.
“Pak Jurkani sudah melarang pelaku PETI (penambangan emas tanpa izin). Pak Jurkani minta diselesaikan di polsek saja. Saat balik dari lokasi PETI, tim kami dicegat dua mobil. Satu pelaku turun dari mobil sambil membawa parang, dan menggedor-gedor pintu mobil,” ujarnya.
Pada waktu nyaris bersamaan, tiga mobil lagi tiba di lokasi.
“Setelah itu pembacokan ke Pak Jurkani dimulai. Setelah membacok, pelaku menyuruh tim kami pergi dari lokasi melewati Desa Mekar Jaya yang jaraknya jauh,” kata dia.
Kelompok pelaku sempat memeriksa ponsel tim pengamanan Anzawara dan meminta menghapus video serta foto-foto di lokasi.
Namun, pelaku menyita ponsel milik Jurkani.
Ia mendapat tugas mengawasi aktivitas PETI di lahan IUP Anzawara.
"Ada beberapa tim pengamanan kena bacok, tapi enggak parah. Saat pelaku tahu Pak Jurkani, ini Jurkani, ini Jurkani. Jadi kan sudah diincar," katanya.
Adapun Kasi Humas Polres Tanah Bumbu, AKP I Made Rasa, mengatakan, kejadian ini akibat pelaku di bawah pengaruh minuman keras.
Menurut Made, ada empat orang di dalam mobil Fortuner hitam yang hendak berwisata ke Pantai Bunati saat kejadian.
Dua orang di antaranya, Yurdiansyah dan Nasrullah, nampak emosi mendapati mobil korban seolah menghalangi saat berpapasan.
Alhasil, kata Made, keduanya mendekati mobil korban.
“Bukan dicegat. Orang mabuk mengira mobil yang jalannya lurus, menghalang-halangi. Jalannya kan sempit, jadi seolah korban menghalangi. Sesuai pengakuan mereka (dua pelaku),” kata AKP Made Rasa.
Made belum tahu apakah dua pelaku bagian dari pelaku PETI atau bukan.
Pihaknya masih mendalami kasus pembacokanterhadap kuasa hukum PT Anzawara Satria, termasuk mengorek keterangan dari saksi korban, saksi lain di lapangan, dan dua saksi yang satu mobil dengan pelaku. [dny]