Advokat.WahanaNews.co | Inspektorat Kabupaten Bogor diminta untuk memeriksa proses pengangkatan sejumlah pelaksana tugas (PLT) jabatan Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kecamatan Cileungsi. Pasalnya diduga kuat terjadi pelanggaran prosedur.
Seperti diketahui, sejumlah kepala sekolah SDN di Kecamatan Cileungsi tahun ini memasuki usia pensiun. Sehingga untuk menggantikan para kepala sekolah yang sudah purna tugas tersebut, Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor menugaskan kepala sekolah aktif sebagai PLT.
Baca Juga:
Layanan SuperSUN PLN, Inovasi Listrik Bersih 24 Jam, Dukung Kemajuan Masyarakat Kepulauan di Sulawesi Selatan
Informasi yang didapat media ini, ada syarat-syarat yang dijadikan sebagai acuan untuk dapat diangkat sebagai PLT kepala sekolah.
Memiliki kinerja yang baik, pengalaman yang cukup, usia yang matang, jumlah murid ditempatnya bertugas lebih sedikit dibandingkan dengan sekolah tempat yang akan ditugaskan jadi PLT, tempat tinggal (domisili) kepala sekolah berdekatan dengan sekolah yang akan diisi dan juga syarat-syarat lainnya.
Berdasarkan kriteria tersebut Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) dan pengawas kecamatan, mengajukan rekomendasi ke Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor.
Baca Juga:
Energi Surya Jadi Sumber Cahaya Bagi Kehidupan Masyarakat Desa Tepian
Ternyata, usulan K3S dan pengawas yang direkomendasikan justru ditempati orang yang berbeda. Kepala Dinas Pendidikan menugaskan bukan calon PLT yang diusukan K3S dan pengawas sekolah.
Koordinator DPC LSM VOSY Bogor, Aslan mengatakan, ada dugaan pelanggaran dalam pengangkatan jabatan PLT kepala sekolah dimaksud.
“Seperti Tintin Rondasih, Kepala SDN Nyalindung berlokasi di Jln. Gandoang Bojong, Desa Mampir, kini ditugaskan menjadi PLT Kepala SDN RawaIlat, di Jln. KH Umar, Kp Rawailat, Desa Dayeuh,” kata Aslan.
Diketahui Tintin Rondasih, bukan kepala sekolah yang direkomendasikan K3S dan tidak termasuk dalam pemetaan ke Dinas Pendidikan untuk menjabat sebagai PLT di SDN Rawailat.
Sebab, masih ada calon PLT yang lebih layak direkomendasikan K3S dan pengawas serta bedomisili berdekatan dengan SDN Rawailat.
Sementara SDN Nyalindung, diketahui memiliki anak didik dengan jumlah diatas ribuaan murid, sementara SDN Rawailat juga sama memiliki ribuan murid.
Calon PLT yang direkomendasikan K3S dan peangawas adalah kepala sekolah pengalamanya yang sudah mumpuni, usia memungkimkan, berdomisili berdekatan dengan SDN Rawailat dan anak didik ditempatnya bertugas sekarang jumlahnya lebih sedikit.
“Sepertinya rekomendasi dari K3S dan pengawas tidak diindahkan dinas. K3S sepertinya tidak ada fungsinya. Padahal mereka yang mengetahui kondisi dilapangan. Kami mendesak agar Inspektorat kabupaten Bogor memeriksa proses pengangkatan PLT dimaksud,” ucapnya.
Sampai berita ini ditayangkan, Minggu, (5/6/2022) wartawan masih berusaha menghubungi Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor untuk meminta konfirmasi. [tum]