Martabat.WahanaNews.co | Maman Imanulhaq, Anggota Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR meminta Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman menghadiri panggilan pihaknya.
Maman berkata Dudung perlu menjelaskan video viral yang memperlihatkan dirinya memerintahkan prajurit TNI mengecam anggota Komisi I DPR dari Fraksi PDIP Effendi Simbolon.
Baca Juga:
Mutasi TNI, KSAD Maruli Simanjuntak Punya 8 Stafsus Baru
"Mitra pun harus juga melakukan introspeksi diri. Tidak boleh tidak datang, tidak boleh juga anggap remeh DPR," kata Maman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Kamis (15/9).
Maman meminta Dudung untuk terbuka ke DPR karena video yang viral di media sosial itu telah dinilai menyerang sampai berpotensi untuk menciptakan konflik antara DPR dan TNI.
"Republik ini tidak perlu dibangun atas asumsi kebohongan, hoaks atau dugaan-dugaan, kita buka aja di publik," ujar politikus PKB itu.
Baca Juga:
KSAD Maruli Sebut Kodam Baru Diprioritaskan untuk Wilayah dengan Cakupan Luas
Sebelumnya, Dudung mengaku tidak masalah apabila dipanggil ke MKD DPR. Ia mengaku siap memenuhi panggilan MKD kapan pun.
"Mau di panggil MKD juga saya enggak ada masalah, kapan," kata Dudung, dalam konferensi pers di Mabes TNI AD, Jakarta, Kamis (15/9).
Namun, Dudung mengaku belum menerima surat panggilan dari MKD. Jenderal bintang empat itu menyebut TNI AD sudah memaafkan Effendi Simbolon.
Dalam sebuah potongan video viral memperlihatkan Dudung memerintahkan prajurit TNI AD mengecam pernyataan Effendi.
Tak diketahui kapan video itu direkam, namun dalam video tampak Dudung melakukan video conference dengan jajarannya. Di sebelah Dudung, ada Wakil KSAD Letjen Agus Subiyanto.
"Kita jadi petarung, jadi jagoan. Jangan jadi ayam sayur. Saya lihat itu diam semua. Nanti lihat tanggal 26, saya buktikan pada kalian..." kata Dudung.
Dudung meminta jajarannya untuk tidak diam. Tanpa menjelaskan siapa yang dimaksud, Dudung menyebut ada orang yang telah menginjak-injak harga diri dan kehormatan TNI AD.
"Dia ini siapa, enggak berpengaruh. Harga diri, kehormatan kita, kok diinjak-injak sama dia, karena saya tahu juga dia dapat angin masalahnya, sehingga kita duduk semua, diam," kata Dudung. [tum]