Wahanaadvokat.com | Ferdinand Hutahaean yang menjadi terdakwa kasus dugaan penyebaran berita bohong sehingga menimbulkan keonaran tak ambil pusing dituntut 7 bulan penjara.
Mantan politikus Partai Demokrat itu justru mengatakan enak hidup di rumah tahanan negara (rutan) karena mendapat makan gratis.
Baca Juga:
Jaksa Tuntut Lepas Guru Supriyani dari Seluruh Dakwaan Kasus Kekerasan Anak
"Di Rutan itu kita hidup enak, dikasih makan gratis," kata Ferdinand di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN Jakpus), Selasa (5/4/2022).
Ferdinand enggan berkomentar lebih lanjut apakah tuntutan tujuh bulan bui karena cuitan 'Allahmu lemah' terlalu lama atau tidak. Ia tak mau diadu domba dengan jaksa penuntut umum.
"Saya jangan diadu masalah terlalu berat, terlalu ringan nanti, jadi kita tidak usah membanding-bandingkan karena kasus saya ini selalu perbandingan ya begitu, ya," ujarnya.
Baca Juga:
Jessica Wongso Disebut Jaksa Manfaatkan Film Dokumenter Tarik Simpati Publik
Ferdinand menyatakan siap menjalani apapun keputusan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Ia pun bakal membacakan pleidoi secara pribadi pekan depan.
"Kalau saya pribadi, apapun nanti keputusan akhirnya saya siap menjalani," ujar Ferdinand.
Sebelumnya, jaksa meminta majelis hakim PN Jakpus menyatakan Ferdinand terbukti secara sah dan meyakinkan menyebarkan berita bohong sehingga menimbulkan keonaran. Hal ini sesuai dengan dakwaan pertama, yakni Pasal 14 ayat (1) KUHP.
Jaksa lantas meminta Ferdinand dipenjara selama 7 bulan dikurangi masa tahanan yang telah dijalani dengan perintah tetap ditahan.
"Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Ferdinand Hutahaean dengan pidana penjara selama 7 bulan dikurangi masa terdakwa di dalam tahanan dengan perintah terdakwa tetap ditahan," kata Jaksa.
Ferdinand didakwa melakukan tindak pidana ujaran kebencian hingga penodaan agama lewat akun twitter @FerdinandHaean3 pada 4 Januari 2022. Kicauan yang dimaksud berbunyi, "Kasihan sekali Allahmu ternyata lemah harus dibela. Kalau aku sih Allahku luar biasa, maha segalanya, DIA lah pembelaku selalu dan Allahku tak perlu di bela."
Cuitan Ferdinand menjadi perbincangan publik di jagat maya. Setelah viral, Ferdinand menghapusnya. [tum]