WahanaAdvokat.com | Aktivis perlindungan hewan mendesak Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, terkait kasus kematian anjing Canon di Aceh Singkil oleh Satpol PP.
Dalam akun Instagram-nya, Yayasan Sarana Metta Indonesia mendesak Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, untuk membuat pihak yang terkait dalam kematian anjing Canon bertanggung jawab.
Baca Juga:
Sebanyak 15 Ribu Batang Rokok Ilegal Disita Bea Cukai dan Satpol PP Subulussalam
"Surat terbuka kuasa hukum animals hope, bang @albertriyadi untuk: Yth. Gubernur Aceh Bapak @novairiansyah, Satpol PP @satpolpp.acehbarat @humas_satpolppdanwh_prov.aceh, Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil, dan Kepala Satpol PP Aceh Singkil," tutur Sarana Metta Indonesia dalam akun Instagram @christian_joshuapale, pada Sabtu (23/10/2021).
Dalam surat terbuka itu, ada beberapa pernyataan yang disampaikan yayasan tersebut.
Pertama, pihak Yayasan Sarana Metta Indonesia bersama Albert Riyadi dan Partners Law Firm menyayangkan kematian anjing tadi, dan menuntut Kasatpol PP Daerah Aceh Singkil untuk meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulangi penyiksaan yang dilakukan.
Baca Juga:
Panggung Hiburan di Monas Meriahkan Pelantikan Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran
Pihaknya juga menuntut oknum satpol PP terkait untuk meminta maaf kepada publik dan diberikan sanksi kedisiplinan.
Tak hanya itu, mereka menuntut Polres Aceh Singkil untuk menangani kasus kematian hewan ini atas dugaan pelanggaran pasal 91 huruf b UU No. 41 Tahun 2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan.
"Jika tuntutan kami sebagaimana dimaksud dalam poin 1-4 tidak diindahkan, maka kami menuntut dan mendesak Kasatpol PP Kabupaten Aceh Singkil untuk mundur dari jabatannya," ujar salah satu pernyataan surat terbuka yang ditandatangani pada Sabtu (23/10/2021).
Sebelumnya, viral sebuah foto dan video seekor anjing bernama Canon tewas.
Canon diduga dimasukkan ke dalam keranjang kecil yang sempit dan dikarungi sebelum dibunuh.
Kepala Satpol PP Aceh Singkil, Ahmad Yani, membantah matinya anjing tersebut akibat perlakuan anggotanya.
Ia menduga, anjing tersebut mati karena stres saat mau diangkut oleh petugas, dan direlokasi ke tempat lain.
Penangkapan anjing ini menuai protes dari organisasi non-profit, Natha Satwa Nusantara.
Mereka menilai, tata cara satpol PP dalam menangkap anjing Canon tidak sesuai dengan perikemanusiaan.
"Jika seperti ini apa pemerintah setempat mau dan mampu bertanggung jawab atas hilangnya nyawa hewan ini? Sudah berapa banyak hewan yang diangkut tanpa adab penangkapan dan pengangkutan yang baik?" ungkap Natha Satwa Nusantara dalam akun instagram @nathasatwanusantara.[dny]