Wahanaadvokat.com | Terkait keluhan mantan politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Tsamara Amany, atas serangan fasisme lewat komentar netizen di akun Twitter miliknya, Divisi Humas Polri buka suara.
Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Divisi Humas Polri Kombes Pol. Gatot Repli Handoko mengatakan kepolisian bakal menindaklanjuti kicauan Tsamara tersebut dan melakukan pendalaman.
Baca Juga:
Hinca Panjaitan Pimpin Tim Pemenangan Bobby-Surya di Pilgubsu 2024
"Ya, iya (bakal ditindaklanjuti). Yang pasti bakal dicek, diperdalam," kata Gatot kepada wartawan di Jakarta, Jumat (22/4) dikutip dari Antara.
Gatot mengaku belum dapat memaparkan secara lebih rinci terkait kasus dugaan serangan rasial terhadap Tsamara. Namun, dia memastikan polisi bakal menindaklanjuti hal tersebut.
Tsamara Amany menggunggah foto di akun Twitter pribadinya @TsamaraDKI yang menampilkan komentar bermuatan rasial terhadap dirinya. Dalam kicauannya itu, Tsamara juga turut mencolek akun Twitter resmi Divisi Humas Polri @DivHumas_Polri.
Baca Juga:
Bobby-Surya Percaya Hinca Panjaitan Pimpin Tim Pemenangan
"Halo, tolong @DivHumas_Polri. Ini keterlaluan. Bukan nasionalisme. Jelas fasisme...," twit Tsamara.
Sementara itu, istilah fasisme berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring bermakna prinsip atau paham golongan nasionalis ekstrem yang menganjurkan pemerintahan otoriter.
Di dalam KBBI Daring juga memuat lema rasialisme yang bermakna prasangka berdasarkan keturunan bangsa.
Keresahan yang sama juga diungkapkan Ismail Fajrie Alatas, suami Tsamara. Ia juga mengutip cuitan yang sama dengan Tsamara melalui akun Twitter @ifalatas.
Ismail menilai cuitan akun itu sebagai pernyataan rasialisme. Ia pun menyebut pembuat cuitan sebagai seorang fasis.
"Hal terbaru dalam rentetan ujaran kebencian rasis yang ditujukan kepada @TsamaraDKI dan saya (alias suaminya juga berotak licik) dari seorang fasis yang katanya 'nasionalis'," cuit Ismail.
Sebelumnya, Tsamara Amany memutuskan undur diri dari PSI. Ia meninggalkan jabatan Ketua DPP PSI yang ia emban sejak lima tahun lalu.
Tsamara berkata tak akan pindah ke partai politik lain. Dia hanya ingin mencoba berjuang melalui saluran selain partai politik.
Keputusan Tsamara itu diwarnai serangan dari sejumlah lawan politiknyya. Ada pihak-pihak yang menuding Tsamara keluar dari PSI karena suaminya mendukung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. [tum]