Advokat.WahanaNews.co | Tingkat kepercayaan publik kepada Polri mengalami penurunan usai kasus Ferdy Sambo.
Padahal, menurutnya Presiden Jokowi, selama penanganan Covid-19, tingkat kepercayaan publik kepada Polri jauh lebih tinggi dari lembaga penegak hukum lainnya.
Baca Juga:
Perjalanan Vonis Ferdy Sambo dari Hukuman Mati Jadi Penjara Seumur Hidup
Hal ini ia ungkapkan saat memberi pengarahan kepada pejabat utama Polri, Kapolres, Kapolda di Istana Negara, Jumat kemarin (14/10).
"Begitu ada peristiwa FS (Ferdy Sambo), runyam semuanya, dan jatuh ke angka paling rendah," kata Jokowi dalam akun YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu (15/10).
Jokowi menyebut Polri harus segera memperbaiki kinerja untuk meningkatkan kembali rasa kepercayaan publik. Ia pun meminta agar seluruh personel Polri bekerja keras untuk meraih kepercayaan masyarakat lagi.
Baca Juga:
Seluruh Tergugat Tak Hadir, Sidang Gugatan Rp 7,5 M Keluarga Brigadir J Ditunda
"Ini yang harus dikembalikan lagi dengan kerja keras saudara-saudara sekalian," paparnya.
Berikut arahan lengkap Presiden Jokowi untuk pembenahan Polri
Pertama-tama, saya ingin menyampaikan penghargaan dan apresiasi yang tinggi atas kerja keras Polri, beserta seluruh jajaran TNI, jajaran pemerintah, dan seluruh komponen masyarakat dalam menangani covid. Itu dilihat masyarakat, dan itu juga saya lihat dan rasakan kerja keras itu dan hasilnya juga sangat signifikan.
Sampai hari ini yang mendorong paling kuat memang ada dari Polri, telah 440 juta dosis vaksin yang telah disuntikkan kepada masyarakat dan hasilnya pandemi covid mereda, dan hasilnya ekonomi kita bisa tumbuh 5,44 persen, dan hasilnya indeks kepercayaan masyarakat juga menempatkan Polri di puncak teratas pada saat itu.
Tetapi begitu ada peristiwa FS (Ferdy Sambo), runyam semuanya. Jatuh angka yang paling rendah, dulu dibandingkan institusi-institusi penegak hukum yang lain, tertinggi. Sekarang saudara harus tahu, menjadi terendah.
Ini yang harus dikembalikan lagi dengan kerja keras saudara-saudara sekalian, di November itu masih 80,2 (persen), sangat tinggi sekali. Bukan tinggi, sangat tinggi sekali. Sekarang kemarin Agustus berada di 54 (persen).
Ini adalah pekerjaan berat yang saudara-saudara harus kerjakan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada Polri. Di tengah situasi yang juga tidak mendukung saat ini, kita tahu semua negara sedang sulit, dunia sedang sulit, kita ini menahkodai negara ini juga menghadapi gelombang dan badai dari ekonomi global yang tidak gampang.
Perlu saya sampaikan 66 negara berada pada posisi rentan, 345 juta orang di 82 negara sudah masuk menderita kekurangan pangan akut.
Ini yang semua Kapolda, Kapolres, pejabat utama Polri harus tahu keadaan, situasi seperti ini harus ngerti sehingga punya sense of crisis yang sama. Hati-hati dengan ini, hati-hati. Sebab itu saya ingatkan masalah gaya hidup, lifestyle.
Jangan sampai dengan situasi yang sulit, ada letupan-letupan sosial, karena adanya kecemburuan sosial ekonomi, kecemburuan sosial ekonomi. Hati-hati. Sehingga saya ingatkan yang namanya Polres, Kapolres, yang namanya Kapolda, yang namanya seluruh pejabat utama, perwira tinggi, ngerem total masalah gaya hidup.
Jangan gagah-gagahan karena merasa punya mobil bagus, atau motor gede yang bagus. Hati-hati, hati-hati, saya ingatkan hati-hati. Masanya yang lalu-lalu sudah usai, teknologi sekarang ini menyebabkan interaksi sosial berubah total.
Sosial media bisa mengabarkan, bukan nanya TV, bukan hanya media cetak, media online, pribadi-pribadi kita sekarang bisa menjadi surat kabar, bisa menjadi media yang setiap saat bisa memunculkan perilaku-perilaku kita sehari-hari kayak apa, meskipun sembunyi-sembunyi.
Jokowi Minta Polisi Tak Berlaku Sewenang-wenang
Saya terlalu banyak, saya terlalu banyak mendapatkan laporan, sehingga kembali lagi gaya hidup, urusan kecil-kecil, tetapi itu bisa mengganggu kepercayaan terhadap Polri. Urusan mobil, urusan motor gede, urusan yang remeh-temeh saja, sepatunya apa, bajunya apa, dilihat masyarakat sekarang ini.
Itu yang kita harus mengerti. Dalam situasi dunia yang penuh dengan keterbukaan dan keluhan masyarakat terhadap anggota Polri kita, ini tugas saudara-saudara semuanya. Jadi keluhan masyarakat terhadap Polri 29,7 persen itu, ini sebuah persepsi karena pungli (pungutan liar). Tolong ini anggota-anggota semuanya diredam untuk ini.
Sewewenang-wewenang, tolong ini juga diredam pada anggota-anggota. Pendekatan-pendekatan yang represif, dijauhi. Mencari-cari kesalahan, nomor yang ketiga 19,2 persen, dan yang keempat itu gaya hidup mewah yang tadi sudah saya sampaikan.
Karena Bapak Ibu dan saudara-saudara sekalian itu adalah aparat penegak hukum yang paling dekat dengan rakyat, paling dekat dengan masyarakat, dan paling sering berinteraksi dengan masyarakat.
Ingatkan anggota-anggota, selalu dibriefing anggota, ke seluruh anggota. Ingatkan hal yang berkaitan dengan pelayanan masyarakat, ingatkan mereka jangan sampai karena ketidakcepatan kita, yang kedua rasa aman dan nyaman masyarakat itu, ini masalah persepsi itu menjadi terkurangi atau hilang.
Karena apapun Polri adalah pengayom masyarakat, hal-hal yang kecil-kecil tolong dilayani betul. Masyarakat kehilangan sesuatu harus direspon cepat, sehingga rasa terayomi dan aman itu benar ada.
Yang ketiga, yang berkaitan dengan soliditas. Jangan sampai ini hati-hati, ini sudah masuk tahun politik, karena Pemilu sejak tahapan sudah berjalan sejak Juni yang lalu. Harus ditunjukan soliditas di internal Polri dulu, rampung, kemudian soliditas Polri dan TNI. Itu yang akan mengurangi tensi politik ke depan.
Soliditas harus ada kepekaan. Posisi politik ini seperti apa sih, karena saudara-saidara adalah pimpinan tertinggi di wilayah-wilayah masing-masing. sense of politicsnya itu harus ada, tidak bermain politik tapi ngerti masalah politik, karena memang kita akan masuk dalam tahapan politik.
Kalau diliat Polri solid dan bergandengan dengan TNI solid, saya sampaikan bolak-balik, saya sampaikan, saya memberikan jaminan stabilitas keamanan kita, stabilitas politik kita pasti akan baik. Nggak ada yang berani coba-coba, kalau yang coba-coba, tegas saja.
Yang keempat, yang berkaitan dengan kesamaan visi, kebijakan orgnaisasi. Jangan terkesan kita itu gamang sebagai pemimpin-pemimpin wilayah, baik itu di provinsi Kabupaten/Kota, jangan gamang, apalagi cari selamat. Yakin sesuai dengan prosedur, yakin sesuai dengan SOP, yakin sesuai dengan UU, lakukan.
Visi Presisi Polri Tak Perlu Jelimet
Visi Presisi Pak Kapolri, saya minta untuk tidak usah njlimet-njlimet. Tolong disederhanakan sehingga di bawah itu ngerti apa yang harus dijalankan. Apa sih yang harus disederhanakan? Itu yang disampaikan Pak Kapolri tadi. Polri sebagai pelindung, Polri sebagai pengayom, Polri sebagai pelayan masyarakat. Intinya kan kesana. Presisinya itu apa, jelasin sekali lagi secara sederhana dan jelas, sehingga gampang ditangkap visi itu.
Yang kelima, yang berkaitan dengan penegakkan hukum jangan sampai pemerintah dianggap lemah. Jangan sampai Polri juga dianggap lemah. Saya sudah perintahkan kepada Kapolri saat itu, urusan judi online bersihkan, sudah.
Saya nggak usah bicara banyak, saudara-saudara tahu semuanya perintah ini, tahu dan penegakkan hukum untuk yang berkaitan dengan narkoba. Ini yang akan nanti bisa mengangkat kembali kepercayaan masyarakat terhadap Polri.
Kalau ada sebuah persitiwa, itu segera dirancang komunikasinya yang baik. Komunikasi publik itu penting banget, jangan terlambat, jangan lamban sehingga yang muncul kalau lambat kala lamban yang muncul isu-isu yang lain.
Sekarang ini di era sosial media, hitungan detik, hitungannya menit, sudah bukan hari lagi. Begitu ada peristiwa kecil dan saudara-saudara menganggap ini kecil, sehingga tidak ditangani, dikomunikasikan dengan baik dengan kecepatan yang besar, menjadi sulit untuk kemudian diselesaikan lagi.
Ini tidak berada pada posisi yang normal dunia sekarang ini, sehingga gampang sensitif dan gampang tersulut. Untuk menumbuhkan optimisme harus menciptakan hal-hal yang baik dikontra dengan itu, dikontra dengan prestasi-prestasi, dikontra dengan komunikasi yang baik.
Saya rasa itu dalam kesempatan yang baik, sekali lagi saya sangat menghargai kerja keras saudara-saudara sekalian dalam penanganan Covid yang lalu. Kita harapkan dengan kekompakan, dengan kesolidan di Polri, di internal Polri, kemudian bergandengan dengan TNI, saya percaya apa yang tadi sampaikan bisa kita lakukan dengan baik. Saya tutup. [tum]