Menurut Sukriadi, peredaran kosmetik ilegal dan kedaluwarsa di pasaran masih terjadi. Hal itu disebabkan permintaan masyarakat yang masih ada.
Kondisi tersebut banyak dimanfaatkan produsen untuk mengedarkan kosmetik ilegal dan kedaluwarsa.
Baca Juga:
Sepekan Jelang Pilkada Jawa Barat 2024, Dedi Mulayadi-Erwan Setiawan Ungguli Empat Kandidat
"Ini memang sebuah fenomena ada kebutuhan dan yang menyediakan. Masyarakat Indonesia cenderung cepat ingin (kulit) putih," tuturnya.
Sukriadi menuturkan, dua kasus peredaran kosmetik ilegal dan kedaluwarsa telah memasuki P21 dan telah dilimpahkan ke aparat penegak hukum. Selain itu, pihaknya menemukan apotik yang menjual dan memproduksi kosmetik ilegal.
Sementara, produk kosmetik ilegal yang kedaluwarsa dan masih diedarkan apabila digunakan, maka tidak diketahui apakah produknya masih sesuai atau tidak dan dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan. Pihaknya juga akan menguji bahan-bahan pada kosmetik tanpa izin edar.
Baca Juga:
6 Kali Berturut-Turut, Pemkot Bekasi Raih Predikat Kota Informatif Tingkat Jabar 2024
"Kalau kedaluwarsa, artinya kita tidak tahu karena itu kosmetik ada senyawa kimia, kita tidak tahu apakah produknya masih sesuai klaimnya atau kedaluwarsa dan memberikan dampak," ucap Sukriadi. [jat]