2. PT Garuda Indonesia Tbk.
Berdasarkan data Kementerian BUMN, hingga akhir September 2021 utang Garuda sudah mencapai 9,8 miliar dollar AS atau sekitar Rp138,87 triliun (asumsi kurs Rp 14.200 per dollar AS).
Baca Juga:
PLN Sumedang Dukung Pertumbuhan Ekonomi dengan Realisasi Tambah Daya di Sektor Industri Selama Lima Tahun Kepemimpinan Erick Thohir
Utang jumbo Garuda itu terdiri dari utang kepada lessor atau pihak yang menyewakan pesawat sebesar 6,35 miliar dollar AS, utang ke bank sekitar 967 juta dollar AS, dan utang dalam bentuk obligasi wajib konversi, sukuk, dan KIK EBA sebesar 630 juta dollar AS.
Kementerian BUMN menyebut, Garuda sebenarnya sudah bangkrut secara teknis, namun belum secara legal. Lantaran utang Garuda lebih besar dibanding asetnya. Dengan utang mencapai mencapai 9,8 miliar dollar AS, sedangkan asetnya hanya sebesar 6,9 miliar dollar AS.
3. PT PLN
Baca Juga:
Menteri BUMN Erick Thohir Ungkap Rencana Strategis untuk 20 Aset Bangunan Berharga
Dalam laporan keuangan PLN tahun 2020, utang BUMN setrum tersebut sebesar Rp649,2 triliun. Terdiri dari utang jangka panjang sebesar Rp499,58 triliun dan utang jangka pendek Rp149,65 triliun.
Rinciannya, utang jangka panjang didominasi obligasi dan sukuk sebesar Rp192,8 triliun, utang bank Rp154,48 triliun, utang imbalan kerja Rp54,6 triliun, liabilitas pajak tangguhan Rp31,7 triliun, dan penerusan pinjaman Rp35,61 triliun.