Maskapai AirAsia pun bermain di segmen LCC. Terbaru ada maskapai Super Air Jet yang juga bersegmen LCC yang beroperasi mulai tahun lalu. Super Air Jet dikabarkan didirikan oleh Rusdi Kirana yang juga merupakan bos Lion Air Group. Namun, hingga saat ini belum ada konfirmasi jelas dari pihak Rusdi Kirana terkait kepemilikan Super Air Jet.
Selain itu, anak usaha PT Pertamina, Pelita Air juga berencana mengoperasikan pesawat jet Airbus A320. Akan tetapi, Kemenhub menyebutkan Pelita Air bakal beroperasi dengan konsep medium service.
Baca Juga:
Permintaan Tinggi, Sumatera Barat kembali Ekspor Cecak 670 Kg ke Hong Kong
Segmen medium service tersebut selama ini ditawarkan oleh Grup Sriwijaya Air. Sementara, Garuda Indonesia dan Batik Air ada di segmen full service atau layanan penuh.
Pengamat penerbangan Arista Atmadjati menilai, potensi pasar penerbangan LCC di Indonesia memang sangat besar ke depannya.
Apalagi, beberapa maskapai telah menyusut jumlah armadanya karena tekanan pandemi Covid-19 sehingga pemain-pemain baru berpeluang masuk dan ikut menggarap pasar yang ada.
Baca Juga:
PMN bakal Percepat Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera
Di masa mendatang, jelas dia, persaingan di pasar LCC ini akan semakin ketat dengan banyak pemain. Tentu ada kekhawatiran perang harga.
Namun, Arista mengatakan, semua itu tergantung situasional, apakah peak atau low season, harga avtur, mekanisme pasar, dan aturan tarif batas bawah penerbangan kelas ekonomi. [tum]