"Yang paling banyak dicari biasanya dari Zaman Belanda, uang yang terbit pada Tahun 1930-an, uang dalam seri wayang itu benar-benar langka. Jepang juga cukup langka koinnya. Kalau Rupiah yang paling banyak dicari itu uang-uang peringatan," jelas Yohanes.
Semakin langka barangnya, maka semakin mahal harganya. Per lembar atau koin uang yang langka barangnya, harganya bisa untuk membeli satu buah mobil toyota atau honda baru.
Baca Juga:
Lima Pimpinan Baru KPK Ditetapkan, Setyo Budiyanto Jadi Ketua
"Yang Belanda bisa beli mobil per lembarnya itu, yang seri Wayang. Sekarang masih diharga ratusan juta per lembarnya. Karena memang jarang yang punya, jarang yang keluarin atau bersedia dijual," tuturnya.
"Kalau uang Rupiah kertas yang banyak dicari itu gambar Barong Bali yang ada di pecahan Rp 10.000, itu cukup susah dicari, harganya bisa jutaan hingga ratusan juta, tergantung kondisi. Yang lebih mahal lagi seri hewan tahun 1970-an, itu pecahan Rp 5.000 ada gambar banteng, harganya bisa Rp 60 juta sampai Rp 70 juta," kata Yohanes lagi.
Sementara uang-uang tahun 1990-an, seperti uang Rp 500 gambar orangutan, menurut Yohanes nilainya masih terbilang belum tinggi untuk dijadikan investasi.
Baca Juga:
Penjualan Anjlok, Pizza Hut Indonesia Tutup 20 Gerai dan Pangkas 371 Karyawan
Yohanes sendiri saat ini sudah memiliki semua seri rupiah sejak zaman dahulu kala hingga uang masa terkini edisi khusus yang diterbitkan langsung oleh Bank Indonesia dalam jumlah terbatas.
"Rupiah hampir semua sudah (dimiliki), dari zaman kemerdekaan sampai sekarang hampir semua sudah punya. Cuma beberapa yang mahal-mahal belum, karena perawatannya juga harus beda, gak bisa dimasukkan ke dalam album seperti uang-uang murah," jelas Yohanes.
Pengakuan pria kelahiran 1 Agustus 1998 ini, semasa ia mengoleksi uang kuno harga termahal yang pernah ia beli justru uang terkini edisi khusus yang dilelang langsung oleh Bank Indonesia (BI), dibeli seharga Rp 27 juta.