Hengkangnya sejumlah 'raksasa' migas asing ini tentunya makin memberatkan upaya pemerintah untuk mencapai target produksi migas pada 2030 tersebut.
Tak bisa dimungkiri, Indonesia masih membutuhkan investor asing untuk berinvestasi di proyek padat modal dan berisiko tinggi ini. Sementara produksi migas di Tanah Air terus menurun setidaknya dalam satu dekade terakhir.
Baca Juga:
Gandeng Mubadala Energy, PLN Siap Maksimalkan Pemanfaatan Gas Bumi
Berdasarkan data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), realisasi produksi terangkut (lifting) minyak selama 2021 rata-rata sebesar 660 ribu barel per hari (bph), lebih rendah dari target dalam APBN 2021 sebesar 705 ribu bph.
Sementara realisasi salur (lifting) gas pada 2021 sebesar 5.501 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) atau terealisasi 97,5% dari target APBN sebesar 5.638 MMSCFD.
Adapun target lifting minyak pada 2022 sebesar 703 ribu bph dan lifting gas sebesar 5.800 MMSCFD. [tum]