“Kami optimistis, tahun 2021, industri properti bisa tumbuh berkisar 20-30%. Bila scenario vaksin Covid-19 berjalan baik, industri properti bisa tumbuh 30%,” ujar John Riady.
Optimisme tersebut merujuk sinyalemen kemampuan Lippo Karawaci meningkatkan marketing sales hingga tiga kali lipat pada triwulan III-2020 dibandingkan periode sama 2019.
Baca Juga:
Sederet Biskuit Asal Malaysia Diklaim Mengandung Zat Pemicu Kanker
“Selain itu, kami melihat ada tiga faktor utama yang akan mendorong pertumbuhan industri properti pada 2021,” kata John Riady.
Ketiga faktor itu, jelasnya, pertama, lahirnya UU Ciptaker yang akan memberi sentiment positif bagi industri properti. Kedua, faktor demografi Indonesia.
“Kita melihat sesame negara berkembang lain, saat mereka mencapai PDB sekitar US$ 2.500-3.500, penduduknya mampu membeli dan memiliki rumah. Sekarang, di Jakarta, tingkat kepemilikan hanya 48%, ini jauh dibandingkan dengan Malaysia, atau China dan India. Dalam sepuluh tahun ke depan kita akan melihat gelombang tingkat kepemilikan rumah yang pesat,” papar dia.
Baca Juga:
Menteri PDTT: 20 Investor Akan Borong Produk Unggulan Desa di Bali
Faktor ketiga, kata John Riady, adanya dukungan perbankan dalam kredit pemilikan rumah/ kredit pemilikan apartemen (KPR/KPA).
Kini, KPR/KPA dibandingkan PDB hanya sekitar 5%, ini masih sangat rendah. Kondisi itu menjadi potensi yang sangat baik bagi pertumbuhan perbankan dan tentunya bagi sektor properti.
Terlebih, saat ini pembeli properti menengah dan ke bawah berkisar 80-90% memakai skema KPR/KPA.